Perbandingan 5 Ciri Penceramah Radikal dengan 5 Ciri Pejabat Radikal, Mana yang Lebih Berbahaya?

- 10 Maret 2022, 07:00 WIB
Ilustrasi radikalisme
Ilustrasi radikalisme /kabarbesuki

JURNAL MEDAN - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menerbitkan 5 ciri penceramah radikal yang harus diwaspadai di Indonesia.

Setelah 5 ciri penceramah radikal versi BNPT heboh dan banyak dibicarakan orang, maka untuk berimbang muncul 5 ciri pejabat radikal di Indonesia.

5 ciri pejabat radikal ini dipopulerkan Ketua LBH Pelita Umat Ahmad Khozinudin. Yuk simak perbandingan antara penceramah dan pejabat radikal.

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat Singkat Tema Manusia Penuh Manfaat, Cocok Disampaikan Untuk Memotivasi Jamaah

Dalam pesan-pesan yang dikirimkan via WhatsApp, Ahmad Khozinudin juga menyebut dirinya sastrawan politik.

"Kalau BNPT membikin 5 (lima) kriteria penceramah radikal, ada baiknya kita juga sampaikan yang radikal itu bukan penceramah. Penceramah mau ngomong apa saja, tidak pernah merugikan negara, tidak pernah membebani rakyat," ujarnya.

Ia mengatakan sikap radikal dimiliki pejabat di Indonesia karena ulah radikal para pejabat itu merugikan negara dan membebani rakyat.

Dampak destruktif pejabat radikal membuat banyak orang sengsara. Berikut 5 (lima) ciri pejabat radikal versi Ahmad Khozinudin:

Baca Juga: Tes Kepribadian: Posisi Tidur Favoritmu Bisa Mengungkap Siapa Kamu Sesungguhnya, Begini Penjelasannya

1. Suka bohong, ingkar dan khianat.

Pejabat yang memiliki sifat ini sangat berbahaya bagi rakyat. Sikap radikalnya, dapat membahayakan rakyat.

Misalnya, pejabat radikal itu yang menjanjikan mobil SMK di pesan 6000 unit, ada duit 11.000 T di kantongnya, tidak akan import padahal seluruh kebutuhan rakyat nyaris import, tidak mau copras capres tapi faktanya nyapres, dan mungkin selanjutnya tidak mau tiga periode padahal ngarep.com.

2. Pejabat yang gemar melakukan korupsi politik dengan modus membuat kebijakan yang seolah-olah untuk rakyat, namun sebenarnya hanya melayani kepentingan oligarki.

Uang negara dikuras untuk membiayai proyek yang merupakan proyek terima kasih kepada oligarki.

Baca Juga: Makna Tombol Like Stefano Lilipaly di Instagram Nick Kuipers Usai Persib Bandung Menjungkalkan Arema FC

Misalnya, maksa bikin bandara Kertajati, di Subang, Jawa Barat, tapi akhirnya cuma jadi bengkel. Uang negara dihambur-hamburkan untuk proyek yang tidak lagi memberikan manfaat sesuai dengan peruntukannya.

Bikin kereta cepat Jakarta Bandung, biaya US$ 6 miliar membengkak menjadi US$ 8 miliar.

Bukannya proyek dihentikan karena dikorupsi, malah bikin Perpres baru, diberikan fasilitas dana talangan dari APBN melakukan PMN.

Kebijakan radikal seperti ini, selain merugikan keuangan negara, jelas sangat menyengsarakan rakyat. Pada akhirnya, rakyat yang disuruh tombok lewat pajak yang dipungut negara.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Gambar Apa yang Pertama Kamu Lihat Akan Mengungkap Tingkat Emosional Kamu

3. Pejabat yang memfasilitasi keluarganya untuk KKN. Awalnya diberikan akses ke kekuasaan, anak dan mantu jadi pejabat.

Setelah itu, dilindungi kasusnya, sehingga laporan KKN tidak jalan. Radikal sekali dan sangat sangat menyengsengrayakan.

4. Pejabat yang suka ngutang dan jual aset. Kemana-mana sombongnya bikin proyek mercusuar, proyek ini dan itu. Ternyata, biayanya bukan dari hasil kerja, tapi dari hasil ngutang.

Sebagian lagi, dari jual aset negara. Dari jalan yang publik domain, dijual jual kepada swasta, sampai sejumlah proyek infrastruktur yang agunannya adalah proyek atau aset negara lainnya.

Baca Juga: FIX! Persiraja Banda Aceh Degradasi Usai Barito Putera Bermain Imbang, Liga 1 2022 Tanpa Klub Asal Sumatera

5. Pejabat yang sudah gagal tapi minta tunda pemilu dan tiga periode. Rakyat yang sudah muak lihat wajahnya, pejabat radikal ini masih ingin terus tampil di TV.

Pejabat radikal seperti ini, rawan merusak TV dengan memukulnya dengan benda keras.

Sebab, rakyat yang jengkel melihat mukanya, bisa ngamuk dan melampiaskan kejengkelan dengan merusak TV.

Berikut ciri penceramah radikal versi BNPT:

1. Mengajarkan ajaran yang anti-Pancasila dan pro-ideologi khilafah internasional.

Baca Juga: Salam 'Come Back' Persib Bandung Usai Bekap Arema FC di Laga Krusial, Maung Membara di 4 Laga Sisa BRI Liga 1

2. Mengajarkan paham takfiri yang mengkafirkan pihak lain berbeda paham.

3. Menanamkan sikap anti-pemerintahan yang sah.

4. Memiliki sikap ekslusif terhadap lingkungan.

5. Memiliki pandangan antibudaya ataupun antikearifan lokal.

Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Ahmad Nurwakhid meminta masyarakat untuk mengenali ciri-ciri penceramah radikal.

Masyarakat, kata dia, jangan terjebak pada tampilan, tetapi isi ceramah dan cara pandang radikal dalam melihat persoalan keagamaan.

Baca Juga: Nick Kuipers Pamer Mental Juara Persib Bandung Usai Kalahkan Arema FC, Stefano Lilipaly Terciduk Ikut Nge-like

"Persoalan keagamaan selalu dibenturkan dengan wawasan kebangsaan, kebudayaan, dan keragaman," kata Ahmad Nurwakhid dalam siaran pers, Sabtu, 7 Maret 2022.

Demikianlah perbandingan 5 ciri penceramah radikal dengan 5 ciri pejabat radikal. Setidaknya ini dapat memberikan perspektif dan cakrawala baru bagi masyarakat. ***

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah