Kesempatan emas itu tidak ia manfaatkan. Maka kita perlu muhasabah, mengoreksi diri kita sendiri sebagai bahan evaluasi. Mulai awal Ramadhan kemarin sampai hari ini, apakah kualitas dan kuantitas ibadah kita sudah sesuai yang kita harapkan? Apabila sudah, mari kita jaga sekuat tenaga hingga akhir Ramadhan nanti.
Jika belum sesuai dengan ekspektasi kita, harapan kita, mari kita tingkatkan dengan sebaik-baiknya. Shalat sunah, shadaqah, membaca al Qur’an, berbagi makanan berbuka, dan berbagai amalan –amalan shalih lainnya. Karena, “Setiap amal tergantung dengan endingnya”.
Hadirin jamaah shalat tarawih dan witir rahimakumullah
Walhasil, 10 hari terakhir Ramadhan inilah penentu, karena momentum tersebut adalah puncak dari tarbiyah diri, pendidikan diri, puncak dari jihad, puncak dari mujahadah. Tentu saja harus benar-benar dapat difokuskan dan dipertahankan.
Inilah momentum itqun minannar, pembebasan dari api neraka yang harus benar-benar diraih dalam bulan Ramadhan. Maka, mari kita gunakan setiap jam, setiap menit, setiap detik untuk amal kebajikan.
Semoga, Allah Taala mengabulkan doa kita, meridhoi amal dan kebajikan kita, membimbing kita, dan memberikan pertolongan pada kita untuk tetap istiqamah di jalan Nya. Aamiin ya rabbal a’lamin.***