JURNAL MEDAN - Berikut ini deretan Stadion Elit Eropa yang mirip Jakarta International Stadium (JIS) dengan teknologi terbaru.
Salah satu teknologi terbaru yang digunakan JIS adalah menggunakan sistem atap buka tutup dilengkapi beberapa fasilitas pelengkap.
JIS dengan kapasitas 82 ribu penonton digadang-gadang sebagai salah satu 'replika' Stadion Elit Eropa namun berada di Jakarta dan Indonesia.
Dengan teknologi terbaru, Jakarta International Stadium (JIS) disebut setara dengan beberapa Stadion Elit Eropa.
Berikut 10 stadion elit di Benua Biru yang menggunakan teknologi terbaru:
1. Amsterdam Arena (Belanda) - kapasitas 55.000 penonton
Amsterdam Arena dikenal juga Johan Cruyff Arena yang merupakan markas Ajax Amsterdam.
Klub raksasa Belanda ini dibangun periode 1993-1996 dan telah memiliki sistem atap buka tutup.
Baca Juga: 20 Link Twibbon Hari Raya Idul Fitri 2022 atau 1443 H. Lengkap Dengan Ucapan Quote Singkat
Untuk penggunaan lain seperti konser kapasitas Amsterdam Arena bisa mencapai 77.000 penonton. Venue ini adalah stadion terbesar di Belanda.
2. Friends Arena (Swedia) - kapasitas 50.000 penonton
Venus yang berlokasi di Stockholm ini merupakan markas Timnas Swedia.
Friends Arena memiliki sistem atap buka tutup sekaligus tercatat sebagai stadion terbesar di Skandinavia.
3. Veltins-Arena (Jerman) - kapasitas 60.000 penonton
Veltins-Arena merupakan markas Schalke yang diresmikan tahun 2001.
Baca Juga: Niat Puasa Syawal 2022 Lengkap dengan Bahasa Arab, Latin, Terjemahan dan Tata Cara Mengerjakannya
Stadion ini bernama asli Arena Aufschalke dan sudah menggunakan sistem atap buka tutup sejak lama.
Stadion ini memiliki peredam suara yang juga biasa digunakan untuk konser.
4. Millenium Stadium (Wales) - kapasitas 73.000 penonton
Millenium Stadium juga memiliki sistem atap buka tutup dan merupakan markas Timnas Wales.
Nama asli stadion ini adalah Principality Stadium dan berubah menjadi Millenium dengan kerja sama bisnis dan sponsor.
5. Krestovsky Stadium (Rusia) - kapasitas 67.000 penonton
Krestovsky Stadium juga menggunakan sistem atap buka tutup di Saint Petersburg.
Stadion ini juga dikenal dengan Gazprom Stadium karena ikatan kerja sama bisnis dan sponsor.
Stadion ini memiliki kursi non-standar untuk penonton ukuran besar, terutama untuk penyandang disabilitas, yang menawarkan ruang untuk kursi roda dan orang yang menemani.
6. Arema Nationala (Rumania) - kapasitas 55.000 penonton
Sejak dibuka tahun 2011 Arena Nationala di Bukares sudah memiliki sistem atap buka tutup.
Stadion ini merupakan markas Timnas Rumania dan venue kandang dari klub Dinamo Bukares.
7. The National Stadium Warsaw (Polandia) - kapasitas 58.000 penonton
Stadion markas Timnas Polandia ini dikenal juga dengan nama PGE Narodowy karena terikat sponsor dan kerjasama bisnis.
Salah satu efek positif sistem atap buka tutup, stadion ini pernah mencetak rekor penonton kala final Piala Dunia Bola Voli Putra 2014 antara Polandia vs Serbia dihadiri 61.000 penonton.
8. Parken Stadium (Denmark) - kapasitas 38.000 penonton
Parken Stadium merupakan markas dari Timnas Denmark sekaligus laga kandang bagi klub elit Denmark Copenhagen FC.
Sistem atap buka tutup stadion ini bisa menambah kapasitas penonton menjadi 50.000 penonton.
9. Stade Pierre-Mauroy (Prancis) - kapasitas 50.000 penonton
Stadion ini merupakan markas dari klub Lille di kompetisi Ligue 1. Nama Pierre Mauroy diambil dari nama mantan PM Prancis.
Baca Juga: Warganet Ngamuk Layanan Gojek Gangguan, Isi Saldo GoPay Pending, Aplikasi Juga Susah Dibuka
Venue ini pernah mencetak rekor penonton setiap kali menggelar konser seperti Rihanna, Bruno Mars, Celine Dion, dan Justin Bieber.
10. Waldstadion (Jerman) - kapasitas 51.000 penonton
Saat ini Waldstadion dikenal dengan nama Deutsche Bank Park. Dulunya juga dikenal sebagai Commerzbank-Arena yang merupakan markas klub Bundesliga, Eintracht Frankfurt.
Stadion ini dibangun sejak 1925 namun pada 2006 direnovasi hingga memiliki sistem atap buka tutup.
Baca Juga: Dinda Syarif Pernah 'Threesome' dan 'Ngamar', Deddy Corbuzier Kaget Ketika Tahu Fakta Satu Ini
Stadion ini dipakai pada Piala Dunia 1974 dan Piala Dunia 2006. Nah, bagaimana dengan Jakarta International Stadium (JIS)? ***