Planet Sejajar 24 Juni 2022: Bukti Keagungan Allah SWT Atas Penciptaan Alam Semesta

- 23 Juni 2022, 18:14 WIB
Planet Sejajar 24 Juni 2022: Bukti Keagungan Allah SWT Atas Penciptaan Alam Semesta
Planet Sejajar 24 Juni 2022: Bukti Keagungan Allah SWT Atas Penciptaan Alam Semesta /Via/Instagram.com/@lapan_ri

JURNAL MEDAN - Planet sejajar yang akan terjadi pada tanggal 24 Juni 2022 menurut Islam merupakan fenomena alam yang mana itu adalah suatu keagungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Fenomena planet sejajar 24 Juni 2022 yang terjadi terakhir pada tahun 1864 tersebut, jika dikaji dari keislaman itu merupakan salah satu tanda Maha besarnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala selaku sang pencipta alam semesta.

Ada beberapa ayat yang menjelaskan tentang kejadian planet sejajar tersebut, suatu keagungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala melalui firmannya di mana pada abad 7 masehi umat Islam sudah mengetahui fenomena tersebut melalui Alquran.

Baca Juga: 5 Planet Sejajar 24 Juni 2022 Dikaitkan dengan Bencana Alam, Cek Faktanya!

Lantas apa saja ayat yang menjelaskan tentang keagungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala terhadap planet sejajar yang akan terjadi pada tanggal 24 Juni 2022.

Selengkapnya, inilah kutipan beberapa tafsir ayat dari tafsir Jalalayn dan Tafsir Quraish Shihab tentang beberapa ayat yang berkaitan akan planet sejajar dan peredaran planet alam semesta, dikutip jurnalmedan.pikiran-rakyat.com melalui tafsirq.com.

1. Surah Al-Anbiya Ayat 33

وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ كُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ

Artinya: Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.

Tafsir Jalalayn

(Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari semua itu) lafal Kullun ini tanwinnya merupakan pergantian daripada Mudhaf ilaih, maksudnya masing-masing daripada matahari, bulan dan bintang-bintang lainnya (di dalam garis edarnya) pada garis edarnya yang bulat di angkasa bagaikan bundaran batu penggilingan gandum (beredar) maksudnya semua berjalan dengan cepat sebagaimana berenang di atas air. Disebabkan ungkapan ini memakai Tasybih, maka didatangkanlah Dhamir bagi orang-orang yang berakal; yakni keadaan semua yang beredar pada garis edarnya itu bagaikan orang-orang yang berenang di dalam air.

Baca Juga: Spoiler Manga One Punch Man 166, Garou vs Blast, Siapa yang Terkuat? Dan Bagaimana Nasib Genos?

Tafsir Quraish Shihab

Allahlah yang menciptakan malam, siang, matahari dan bulan. Semua itu berjalan pada tempat yang telah ditentukan Allah dan beredar pada porosnya masing-masing yang tidak akan pernah melenceng dari garis edarnya(1). (1) Masing-masing benda langit mempunyai poros dan garis edar sendiri-sendiri. Semua benda langit itu tidak pernah kenal diam, tetapi terus beredar pada garis edarnya yang disebut orbit. Kenyataan ini tampak jelas terlihat pada matahari dan bulan. Demikian halnya dengan peredaran bumi pada porosnya menjadikan siang dan malam datang silih berganti seolah-olah beredar pula.

2. Surah Ya Sin Ayat 38

وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ

Artinya: dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

Tafsir Jalalayn

(Dan matahari berjalan) ayat ini dan seterusnya merupakan bagian daripada ayat Wa-aayatul Lahum, atau merupakan ayat yang menyendiri, yakni tidak terikat oleh ayat sebelumnya demikian pula ayat Wal Qamara, pada ayat selanjutnya (di tempat peredarannya) tidak akan menyimpang dari garis edarnya. (Demikianlah) beredarnya matahari itu (ketetapan Yang Maha Perkasa) di dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Mengetahui) tentang makhluk-Nya.

Tafsir Quraish Shihab

Dan matahari beredar pada garis edarnya sebagai bukti kekuasaan Allah dalam dimensi ruang dan waktu. Peredaran itu terjadi karena diatur oleh Sang Mahaperkasa yang Mahakuasa, yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu.

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat PDF 2022 Penuh Pesan Moral, Tema 5 Akibat Meninggalkan Syariat Nahi Mungkar

3. Az-Zariyat Ayat 7

وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الْحُبُكِ

Artinya: Demi langit yang mempunyai jalan-jalan,

Tafsir Jalalayn

(Demi langit yang mempunyai jalan-jalan) lafal Al Hubuk adalah bentuk jamak dari Habiikah, sama halnya dengan lafal Thariiqah yang bentuk jamaknya Thuruq, yakni sejak ia diciptakan mempunyai jalan-jalan, sebagaimana jalan di padang pasir.

Tafsir Quraish Shihab

Aku bersumpah demi langit yang memiliki celah-celah yang teratur, bahwa apa yang kalian katakan itu rancu.

Itulah beberapa firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang membuktikan keagungan akan penciptaan planet, garis edar, dan planet sejajar. Maha Besar Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan segala firmanNya.***

Editor: Ahmad Fiqi Purba


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah