"Sosok Ketum PPP Suharso Monoarfa ini memang agak low profile, dikenal masyarakat itu di bawah 15 persen. Tantangannya berat ini," kata Djayadi Hanan.
Pengamat politik Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti tidak melihat sesuatu yang baru dari PPP meskipun telah bergabung KIB bersama Golkar dan PAN.
"Waktu KIB daftar ke KPU itu Airlangga (Ketum Golkar) dan Zulhas (Ketum PAN) diteriakkan sebagai capres. Lah, suara Suharso tidak kedengaran sebagai capres," kata Ray Rangkuti.
Ray menyarankan PPP untuk segera merekrut nama dari luar parpol untuk dijadikan capres maupun cawapres.
Baca Juga: Profil dan Instagram Ridwan Ghany, Pemeran Risyad dalam Sinetron Annaya Tayang di ANTV
Langkah ini persis seperti yang dilakukan Nasdem yaitu memunculkan tiga capres yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Andika Perkasa.
"Kalau PPP mengekor saja, saya kira peristiwa seperti 2019 terulang lagi. Tidak punya tokoh sehingga kalau mereka ikut arus saya kira suara cuma segitu-gitu aja," kata Ray.
Politisi senior PPP Rusli Effendi mengatakan partainya tidak berdiam diri dengan kondisi kekinian PPP.
Menurut Rusli, mesin partai sudah digerakkan di daerah-daerah.
Baca Juga: Profil dan Instagram Audi Marissa, Pemeran Annaya di Sinetron Terbaru Tayang di ANTV