JURNAL MEDAN - Yayasan Maju Tapian Nauli (Matauli) bertekad untuk mewujudkan Barus sebagai kota pendidikan dan peradaban islam yang representatif melalui Sekolah Tinggi Agama Islam Barus (STAIB).
Pendiri sekaligus Ketua Pembina Yayasan Matauli Akbar Tandjung mengungkapkan bahwa dibangunnya STAIB merupakan untuk menggali sejarah peradaban islam nusantara.
"Boleh dikatakan juga Barus merupakan tempat pertama kali islam masuk ke Indonesia ribuan tahun lalu, dan kemudian Barus juga merupakan tempat yang sangat dikenal didunia. Karena merupakan pintu masuk islam ke Indonesia melalui Barus," ungkap Akbar Tandjung ketika diwawancarai oleh jurnalmedan.pikiran-rakyat.com, Kamis 16 Februari di SMAN 1 Matauli.
Senada dengan Akbar Tandjung, sang anak sekaligus Ketua Yayasan Matauli Fitri Krisnawati Tandjung menjelaskan bahwa asal usul dibangunnya STAIB adalah tindak lanjut dari kunjungan Presiden Jokowi ke Barus beberapa tahun lalu.
"Ini terkait erat dengan visi Pembina Matauli, dimana pembina kami bapak Ir. Dr. Akbar Tandjung pada saat tahun 2017 mendampingi bapak Presiden Jokowi meresmikan tugu kilometer 0 peradaban islam Nusantara di Barus," ujar Fitri Krisnawati Tandjung.
Dikarenakan menindaklanjuti hal tersebut, maka Akbar Tandjung membuat sebuah gagasan agar tugu yang diresmikan oleh Presiden dikuatkan, dengan membangun sebuah institusi di bidang pendidikan.
"Dan tidak lama setelah itu bapak pembina memiliki sebuah gagasan, dimana agar tugu ini dikuatkan dengan sebuah institusi yang akan melahirkan siswa-siswi cendekiawan Barus di Indonesia sebagai kota tempat pertama kali masuknya islam di Nusantara," lanjut Fitri Tandjung.