Khusus persiapan menghadapi Persiraja, dua laga sebelumnya yang dilakoni di babak grup menghadapi tim asal Kota Banda Aceh itu menjadi modal penting.
Dari dua laga itu, Coach Miftah menyebut sudah mempersiapkan taktik dan strategi memaksimalkan laga kandang.
"Kita sudah dua kali ketemu (Persiraja) dan hasilnya masih seri, yang artinya itu pembelajaran yang bagus supaya nanti di match pertama 12 besar itu kita punya banyak tambahan informasi perubahan yang akan dilakukan oleh lawan, maupun yang akan kita lakukan," jelas Miftah.
Lolos ke 12 besar dengan mengoleksi 17 poin membuat PSMS Medan menjadi tim dengan koleksi poin paling rendah dibanding tiga tim penghuni peringkat tiga di tiga grup lainnya.
PSIM Yogyakarta di Grup 2 mengoleksi 21 poin, Gresik United di Grup 3 dengan 19 poin, dan Babel United di Grup 4 mengumpulkan 18 poin.
Namun, dari sisi statistik, PSMS Medan tidak jelek-jelek amat. Memiliki total tembakan ke gawang (shoot on goal) terbanyak di Liga 2 musim ini (76 kali sesuai statistik situs resmi Liga 2).
Fakta ini menunjukkan PSMS mampu memainkan skema penyerangan yang efektif, namun sayangnya gagal di banyak penyelesaian akhir.
"Masalah akurasi ya, memang kita banyak attacking, hanya memang faktor ketenangan sama keberuntungan lah. Ada dua kali lawan Sriwijaya, putaran pertama dan putaran kedua, sama kena mistar, itu harusnya sudah masuk dua-duanya. Memang penyelesaian akhir yang harus saya perbaiki ya," sebut Miftahudin lagi.