Melihat Kembali GeNose, Alat Unik Berteknologi AI Yang Diklaim Mendeteksi Covid-19 Cepat, Massal, dan Murah

- 24 Januari 2021, 20:52 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat mencoba GeNose di stasiun KA Senen, Sabtu, 23 Januari 2021 / Foto: Twitter @drpriono1
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat mencoba GeNose di stasiun KA Senen, Sabtu, 23 Januari 2021 / Foto: Twitter @drpriono1 /

JURNAL MEDAN - Bulan September 2020 sekelompok tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan serah terima teknologi alat deteksi Covid-19 yang diberi nama GeNose kepada Kementristek/BRIN.

Hadirnya GeNose sempat bikin heboh. Alat ini unik karena dengan beberapa kali hembusan nafas, perangkat bikinan anak bangsa ini mampu mendeteksi Covid-19 yang diketahui harganya cukup mahal.

GeNose memiliki kemampuan mendeteksi virus Corona baru dalam tubuh manusia dalam waktu singkat. Tak kurang dari 2 menit hasil tes sudah dapat diketahui apakah positif atau negatif Covid-19.

Baca Juga: Hadiri Wisuda Inkes Medistra Lubuk Pakam, Edy Rahmayadi: Saat Ini Kalian Sangat Dibutuhkan

Selain cepat melakukan deteksi dan memiliki akurasi tinggi, penggunaan alat ini jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan tes usap PCR.

Satu unit GeNose yang diperkirakan seharga Rp40 juta. Ini kisaran harga awal, tetapi alat ini dipastikan dapat digunakan untuk 100 ribu pemeriksaan. Biayanya jauh lebih murah dibandingkan rapid test lainnya.

"Untuk saat ini kemampuan produksi optimum GeNose sekitar 50 ribu unit per bulannya," kata anggota tim peneliti GeNose, Kuwat Triyono, di acara Public Expose GeNose: Teknologi Pengendus Covid-19 di Gedung BJ Habibie lantai 24, Jakarta, 24 September 2021.

GeNose bekerja mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi Covid-19 yang keluar bersama nafas melalui embusan nafas ke dalam kantong khusus.

Baca Juga: 4.142 Tenaga Kesehatan di Sumatera Utara Telah Disuntik Vaksin Covid-19

Selanjutnya diidentifikasi melalui sensor-sensor yang kemudian datanya akan diolah dengan bantuan kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence/AI).

GeNose telah melalui uji profiling  dengan menggunakan 600 sampel data valid di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid Bambanglipuro di Yogyakarta.

"Hasilnya menunjukkan tingkat akurasi tinggi, yaitu 97 persen," kata peneliti GeNose lainnya, Dian Kesumapramudya Nurputra dilansir situs resmi UGM.

Kata Pakar Pandemi

Pakar pandemi UI Pandu Riono mengatakan penggunaan Genose masih fase eksperimental. Ia menilai, jika GeNose dipakai luas dalam skrining, perlu dibarengi pengumpulan data evaluasi.

Pandu khawatir jika hembusan nafas yang dipakai GeNose seandainya negatif palsu tinggi, terutama potensi ancamannya di sektor transportasi.

"Bisa terjadi keamanan palsu bila ternyata negatif palsu tinggi, membiarkan (hembusan) terus berlangsung dalam ruang transportasi yang ventilasi terbatas dan abai 3M," kata Pandu Riono melalui akun Twitter-nya, Minggu, 24 Januari 2021.

Sementara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sudah menyatakan keinginannya agar GeNose digunakan di fasilitas umum yang sering digunakan masyarakat.

"Kita akan gunakan (GeNose) ini di semua area publik seperti di Hotel, Mall, di lingkungan masyarakat RT/RW. Alatnya hanya seharga 62 juta dan harga per orangnya hanya dikenakan sekitar 20 ribu rupiah," ujar Luhut dalam keterangannya, Minggu, 24 Januari 2021.

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah