1. Memiliki kecepatan maksimum 130 km/jam, dan berkapasitas dua orang penumpang.
2. Memilki jarak tempuh 60km, dan bisa beroperasi tanpa awak.
3. Ehang 216 mampu terbang di ketinggian mencapai 300 meter.
4. Memiliki enam belas baling-baling dan delapan lengan yang bisa dilipat, sehingga mampu menghemat area parkir.
Taksi terbang ini mengusung tema ramah lingkungan, yang mana itu merupakan gaya hidup untuk mengurangi penggunaan sumber daya alam secara berlebihan.
Tak luput taksi terbang ini memakai fitur keselamatan Fail Save, dimana ada penanganan pertama apabila terjadi error.
"Jadi jika ada permasalahan dalam penerbangan, tentunya akan banyak metode-metode yang dilakukan, salah satunya adalah, ketika propeller mati beberapa buah Ehang masih bisa beroperasi, jika ada kerusakan sistem dia akan kembali ke pengaturan awal," tegas Rudy Salim.
Namun untuk membuat taksi terbang tersebut legal di Indonesia, diperlukan pengujian atau demo, dan demo pertama dilakukan di pulau Dewata.
Tepatnya di lokasi milik Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Bambang Soesatyo.