"Karena bila negara tidak siap, maka masyarakat akan secara otodidiak dan otomatis masuk tanpa bekal apapun," kata Pratama yang merupakan Chairman lembaga riset siber CISSReC.
"Ini berbahaya karena bisa menyedot potensi ekonomi kita, transaksi terjadi di metaverse misalnya tanpa melewati 'negara'," tegasnya.
Sebagai informasi, Metaverse adalah dunia virtual yang bisa diakses setiap orang melalui headset virtual-reality, kacamata augmented-reality, smartphone, komputer, dan konsol game.
Nah, dari kondisi tersebut penggunanya tetap bisa bekerja, bermain, dan terhubung dengan orang lain melalui segala. Misalnya, konser dan konferensi, kerja kantoran, hingga perjalanan virtual keliling dunia. ***