Jepang Bantu KKP Rp704 Miliar Bangun Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu

2 Februari 2021, 18:29 WIB
Penandatanganan Perjanjian Hibah, Grant Agreement for The Programme for The Development of Fisheries Sector in Outer Islands Phase 2 antara KKP dan Japan International Cooperation Agency (JICA). /Ahmad Fiqi Purba/jurnalmedan/istimewa

JURNAL MEDAN- Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) bantu Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) senilai 5,5 miliar Yen atau setara dengan Rp704,6 miliar untuk pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di Indonesia.

Hal ini dituangkan dalam dokumen Perjanjian Hibah, Grant Agreement for The Programme for The Development of Fisheries Sector in Outer Islands Phase 2.

Perjanjian Hibah diwakili oleh Chief Representative JICA Indonesia Office dengan Menteri Kelautan dan Perikanan RI yang dikuasakan kepada Sekretaris Jenderal KKP, Antam Novambar di Gedung Mina Bahari, Jakarta, Selasa 2 Februari 2021.

Baca Juga: Siapa Yang Ingin Banyak Capres di 2024? PKS 'Ngarep' PT 0 Persen Agar Banyak Calon

Dalam sambutannya, Antam mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Jepang atas dukungan yang diberikan.

“Terima kasih saya sampaikan kepada Pemerintah Jepang atas kerjasama melalui bantuan Hibah Langsung bagi pembangunan di 6 lokasi SKPT," kata Antam.

Antam menjelaskan, SKPT merupakan pusat bisnis kelautan dan perikanan terpadu mulai dari hulu sampai ke hilir, utamanya di pulau-pulau terluar dan kawasan perbatasan.

Baca Juga: Fadli Zon Sebut Kudeta Militer di Myanmar Coreng Demokrasi Asean dan Ancam Penyelesaian Kasus Rohingya

"SPKT ditujukan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat lokal berbasis perikanan,” ucapnya.

Dikatakan Antam, bantuan yang diberikan pemerintah Jepang merupakan mekanisme hibah langsung yang baru pertama kali ada di Indonesia, dimana Pemerintah Jepang secara langsung mentransfer dana Hibah kepada KKP dalam mata uang Yen senilai 5,5 miliar Yen atau setara dengan Rp704,6 miliar.

"Jepang transfer sendiri melalui dua tahapan. Tahap pertama telah diberikan senilai 2,5 miliar Yen dan kedua senilai 3 miliar Yen akan diberikan setelah perjanjian hibah kedua dilakukan," katanya.

Baca Juga: Soal Kasus Asabri, Mahfud MD: Uang Prajurit TNI-Polri Tidak Akan Hilang

Hibah tersebut lanjut Antam efektif sampai dengan pembangunan fisik selesai, yang dalam implementasinya banyak menghadapi hal-hal baru dari mekanisme pengelolaan anggaran Hibah dengan skema grant budget support aid.

"Sejak hibah tahap pertama ditandatangani pada 31 Juli 2018, sudah banyak capaian yang dilakukan oleh KKP," katanya.

Setelah dilaksanakan penandatanganan Grant Agreement tahap kedua ini, KKP akan menindaklanjutinya dengan melakukan proses registrasi hibah dan izin pembukaan rekening hibah tahap kedua ke Kementerian Keuangan.

Baca Juga: Kecewa di Tiga Turnamen Sebelumnya, PBSI Siapkan Strategi Khusus Menuju Olimpiade Tokyo 2020

Antam berharap, proses pembangunan di 6 lokasi SKPT dapat segera direalisasikan secara akuntabel dan memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat dan negara.

“Saya optimis, dengan kerja keras seluruh penanggung jawab SKPT dan berkat dukungan lintas sektor terkait dan Pemerintah Daerah setempat, pembangunan SKPT dapat berjalan dengan baik sesuai tujuan yang telah ditetapkan,” tutupnya.

Sementara itu, Chief Representative of JICA Indonesia Shigenori Ogawa, mengatakan program hibah ini bertujuan mendorong pertumbuhan industri perikanan lokal.

Baca Juga: Jansen Sitindaon Beri Peringatan Keras: Yang Bilang Demokrat Baper dan Playing Victim, Tutup Mulut Anda

"Inisiatif ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada stimulasi industri perikanan lokal dan peningkatan taraf hidup masyarakat pesisir melalui nilai tambah yang lebih tinggi pada produk perikanan dan distribusi produk yang lebih baik di luar pulau," ujarnya.

Sebagai informasi Kerja sama antara JICA dan Pemerintah Indonesia di bidang kelautan sudah lama terjalin lebih dari 40 tahun.

Salah satu yang menonjol adalah kerja sama terkait pembangunan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Muara Baru, Penjaringan, Jakarta.***

Editor: Ahmad Fiqi Purba

Tags

Terkini

Terpopuler