Cuitan Elon Musk Tentang Dogecoin dan Bitcoin di Twitter Terus Jadi Rujukan Trader Koin Kripto

14 Mei 2021, 11:53 WIB
Mata uang virtual Bitcoin. /REUTERS/Dado Ruvic

JURNAL MEDAN - Kicauan CEO mobil listrik Tesla yakni Elon Musk di Twitter terus menenjadi rujukan para trader koin digital di seluruh belahan dunia.

Para trader uang kripto saat ini sedang memantau momen tweet Elon Musk, terutama soal pergerakan harga koin kripto Dogecoin dan Bitcoin.

Harga kripto Dogecoin sekarang sempat melonjak setinggi 20 persen pada hari Jumat, 14 Mei 2021, Elon Musk mengatakan dirinya terlibat dalam pekerjaan untuk meningkatkan efisiensi transaksi token.

Baca Juga: Spoiler Ikatan Cinta 14 Mei 2021: Elsa yang Iri dan Dengki Berniat Mencelakai Kehamilan Andin

"Bekerja dengan Doge devs untuk meningkatkan efisiensi sistem transaksi. Berpotensi menjanjikan," kata Elon Musk lewat akun Twitter pribadinya @elonmusk dikutip Jurnal Medan yang sudah menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, Jumat, 14 Mei 2021.

Dalam perhitungan dolar dalam aplikasi Binance, Dogecoin naik sekitar US 0,43 dolar menjadi US 0,52 dolar. 

Diketahui  pada tahun 2020, Dogecoin tidak berharga sama sekali. Namun kini, koin bergambang anjing itu melonjak tinggi dan menjadi  aset kripto terbesar keempat berdasarkan kapitalisasi pasar, menurut CoinMarketCap.com.

Baca Juga: Posting Pray For Israel di Instagram, Petinju Tyson Fury Mengamuk dan Sebut Akunnya Diretas

Harga Dogecoin itu telah naik lebih dari seratus kali lipat tahun ini karena spekulan telah masuk ke kelas aset.

Tak sampai disitu, cuitan Elon Musk yang menyebut Tesla akan menangguhkan pembelian kendaraan buatannya menggunakan Bitcoin, langsung membuat anjlok harga koin tersebut.

 Elon Musk mengaku, jika Bitcoin tidak ramah lingkungan. Sontak, para trader pengikut cuitannya langsung menebak-nebak, apakah itu strategi Elon Musk untuk bisa mendapatkan Bitcoin diharga rendah atau tidak.

Dikutip dari BBC, tweet Elon Musk tentang Bitcoin ini membuat nilai mata uang virtual tersebut turun lebih dari 10 persen lebih.

Baca Juga: H+1 Lebaran 2021, Tempat Wisata Ragunan Diserbu Pengunjung

Tak hanya Bitkoin yang mengalami penurunan harga. Ternyata saham Tesla juga ikut ambles. Produsen mobil listrik tersebut sebelumnya memborong Bitcoin senilai USD 1,5 miliar pada Februari 2021 lalu. Namun setelah muncul protes, Elon Musk langsung menarik ucapannya.

"Kami prihatin dengan peningkatan penggunaan bahan bakar fosil untuk penambangan dan transaksi Bitcoin, terutama batu bara, yang memiliki emisi bahan bakar terburuk. Mata uang kripto adalah ide yang bagus. Tapi ini berdampak besar pada lingkungan," kata Elon.

Dia juga mengatakan, Tesla tidak akan menjual Bitcoin miliknya dan bermaksud menggunakannya untuk transaksi ketika penambangan beralih ke penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Baca Juga: Pemerintah Siapkan Antisipasi Lonjakan Arus Balik di Pulau Sumatera

Analis pasar melihat langkah tersebut adalah upaya Tesla untuk meredakan kekhawatiran investor yang berfokus pada perubahan iklim dan keberlanjutan energi bersih.

"Masalah Environmental, Social and Corporate Governance (ESG) sekarang menjadi motivasi utama bagi banyak investor. Tesla, sebagai perusahaan yang berfokus pada energi bersih, mungkin ingin bekerja lebih baik di bidang lingkungan ESG," kata Julia Lee dari laman Burman Invest.

"Tapi pandangan sinis bisa saja mengatakan ini hanyalah akal-akalan Elon Musk untuk mempengaruhi pasar mata uang kripto, seperti yang telah dia lakukan di banyak kesempatan lain," tutup Julia lee.

Bulan lalu, Tesla telah mengumumkan keuntungan tiga bulan pertamanya di tahun ini sebesar USD 438 juta, naik dari USD 16 juta tahun lalu. Kenaikan ini didorong oleh penjualan Bitcoin dan peran terhadap lingkungan.

Elon Musk memang telah menjadi salah satu pendukung mata uang kripto paling terkenal di dunia. Dia sering men-tweet tentang Bitcoin dan mata uang digital Dogecoin yang dulunya tidak dikenal.

Diketahui, kripto Bitcoin sendiri dibuat oleh penambang menggunakan komputer bertenaga tinggi untuk bersaing satu sama lain dalam memecahkan teka-teki matematika yang kompleks. Ini adalah proses intensif yang membutuhkan energi yang seringkali mengandalkan listrik yang dihasilkan dengan bahan bakar fosil, terutama batu bara. (***)

Editor: Ahmad Fiqi Purba

Tags

Terkini

Terpopuler