Menurut laporan VOA News (20/10/2020), Partai Komunis China mensensor teks agama dan buku yang dianggap subsversif, termasuk literatur yang didistribusikan oleh kalangan Krsitiani.
China Aid, lembaga sipil Kristen yang fokus untuk meningkatkan kesadaran beragama di China, salah satu bentuk sensornya adalah menghilangkan kata 'Christ' (kristus) dan 'Jesus' dari sejumlah publikasi, termasuk jaringan media sosial.
Jadi, pemerintah China melakukan sensor terhadap kata Jesus dan Kristus. Untuk menghindari sensor online, kalangan Kristiani disana telah mengganti kata-kata yang sensitif itu. Kata itu diganti oleh 'JD' dan 'YS'.