JURNAL MEDAN - Palestina membuka hari pertama Ramadhan 2022/144H dengan terbunuhnya tiga pemuda oleh Israel di Tepi Barat pada Sabtu pagi 2 April 2022 waktu setempat.
Israel menyebut tiga pemuda Palestina itu terhubung kepada sel teror dan jaringan teror Jihad Islam Palestina. Foto korban pun muncul di medsos.
Menurut otoritas Israel, ketiga pemuda itu bertanggung jawab atas serangan baru-baru ini terhadap Israel dan mereka bersiap untuk melakukan serangan bersenjata.
Ketiga pemuda yang tewas tersebut adalah Tawalbeh (24) dan Saeb Abahra, 30, keduanya dari Jenin, dan Saif Abu Labdah (25) dari Tulkarm.
Otoritas Israel menemukan senapan dan bom di dalam kendaraan bermuatan peluru yang membawa Khalil
Menurut saksi, lebih dari 200 tembakan diarahkan ke kendaraan korban selama baku tembak yang menyebabkan empat tentara Israel terluka.
Mayat ketiga pria itu disita oleh pasukan Israel. Foto para korban yang dimuat di media sosial memicu kemarahan di antara warga Palestina.
Baca Juga: Kemenkeu AS dan Israel Berkolaborasi Melawan Ransomware: SDM Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk
Warga Palestina sebelumnya telah marah karena banyak warga mereka yang cedera selama penangkapan dan bentrokan dengan pasukan Israel dalam beberapa hari terakhir.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan dalam sebuah pernyataan menyatakan pembunuhan terhadap tiga pemuda Palestina merupakan operasi bersama oleh IDF dan Shin Bet.
"Mereka adalah sel teroris yang baru-baru ini melakukan beberapa serangan terhadap pasukan keamanan Israel dan berencana untuk melakukan lebih banyak serangan segera, dieliminasi malam ini," demikian keterangan IDF dilansir Arab News.
Gerakan Jihad Islam bersumpah akan menanggapi pembunuhan terhadap ketiga pemuda Palestina tersebut.
Jihad Islam menyatakan akan memberikan balasan setimpal yang akan 'menyamai besarnya kejahatan Israel' terhadap Palestina.
Penguasa Gaza Hamas menyatakan dalam keterangannya bahwa kebijakan pembunuhan demi pembunuhan yang dilakukan IDF tidak akan memberi keamanan kepada Israel.
"Kami tidak akan pernah memberi mereka legitimasi di wilayah dan tanah kami," tulis Hamas.
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh menggambarkan pembunuhan itu sebagai "kejahatan mengerikan yang dilakukan di luar hukum".
Mohammad Shtayyeh mengatakan pelaku pembunuhan ketiga pemuda Palestina harus bertanggung jawab di Pengadilan Kriminal Internasional. ***