Sejarah Singkat Pulau Tiran dan Sanafir, Lokasi Arab Saudi Bangun Kasino

- 4 Februari 2023, 13:16 WIB
Arab Saudi bangun Kasino dan Hotel
Arab Saudi bangun Kasino dan Hotel /Instagram @welcomesaudi

JURNAL MEDAN - Pemerintah Arab Saudi berencana membuat kebijakan yang akan membuat banyak khalayak tercengang.

Negara destinasi umrah dan haji tersebut berencana membuka Kasino dan hotel. Lokasinya di Pulau Tiran dan Sanafir.

Bahkan Arab Saudi bakal mengizinkan wanita berbikini hingga membuka pintu ke Israel. Yuk simak sejarah singkat Pulau Tiram dan Sanafir.

Baca Juga: Kiamat Sudah Dekat? Arab Saudi Bakal Bikin Kasino dan Perbolehkan Wanita Berbikini

Menurut rencana Arab Saudi akan membuka Kasino dan hotel di Pulau Tiran dan Sanafir yang dapat diakses oleh wisatawan dan penduduk Israel.

Arab Saudi juga akan mengizinkan warga Israel mendapat visa turis untuk mengunjungi Pulau Tiran dan Sanafir yang akan memiliki sejumlah hotel dan kasino.

Tiran dan Sanafir merupakan dua pulau yang berada di bagian barat Arab Saudi, tepatnya di bagian utara Laut Merah.

Pada tahun 1950, Raja Arab Saudi Abdul Aziz bin Abdurrahman Al Saud menyurati Raja Mesir Faruk I agar menjaga Pulau Tiran dan Pulau Sanafir dari ancaman Israel.

Baca Juga: Bukan Mahram, Cristiano Ronaldo dan Georgina Rodriguez Kok Bisa Tinggal Bareng di Arab Saudi?

Setelah mendeklarasikan diri pada tahun 1948, Israel merupakan salah satu kekuatan yang sangat penting di kawasan Timur Tengah, karena mendapatkan persenjataan yang cukup kuat dan lengkap.

Sementara Arab Saudi, baru berhasil melakukan konsolidasi politik internal negerinya pada tahun 1935.

Pada waktu itu persenjataan Arab Saudi masih tergolong sangat minim, dan tidak memiliki pasukan Angkatan laut yang cukup kuat.

Berbeda dengan Mesir. Sejak diperintah oleh Dinasti Ali Pasha, Mesir melakukan modernisasi, tidak hanya di sektor industri, pertanian dan pendidikan, tetapi juga militer.

Baca Juga: PMI di Arab Saudi dan Timur Tengah Masih Ada yang Tidak Terdeteksi Sebagai Pemilih di Pemilu

Mesir memiliki angkatan laut (AL) yang cukup kuat untuk mempertahankan diri dari berbagai serangan dan infiltrasi asing.

Walaupun memiliki perbedaan secara pandangan, khususnya dalam hal akidah, Raja Faruk I dan Raja Abdul Aziz Al Saud memiliki kesamaan pandangan terkait Israel.

Pandangan tersebut yaitu agar jangan sampai Israel yang telah mengcengkram Tanah Palestina, juga mencaplok wilayah Negara Arab lainnya.

Sayangnya, Presiden Jamal Abdul Nasser yang mengkudeta Raja Faruk I menganggap Pulau Tiran dan Pulau Sanafir merupakan wilayah kedaulatan Mesir.

Baca Juga: Bukan Alhamdulillah, Ini Ucapan Pertama Cristiano Ronaldo Usai Hijrah ke Al Nassr di Liga Arab Saudi

Selama memimpin peperangan melawan Israel, Presiden Nasser menjadikan Pulau Tiran dan Pulau Sanafir sebagai salah satu ujung tombak pertahanan.

Pada Perang 1973 di masa Presiden Anwar Sadat, Mesir mengajak Israel ke meja perundingan. Peperangan berakhir dengan perjanjian damai Camp David yang difasilitasi Amerika Serikat.

Pulau Tiran dan Pulau Sanafir dimasukkan dalam wilayah Semananjung Sinai yang harus dikembalikan oleh Israel ke Mesir.

Setelah Presiden Anwar Sadat gugur ditembaki Mayor Khalid Islambuli yang terpengaruh ideologi Jamaah Islamiyah, perundingan dengan Israel terus berjalan.

Baca Juga: STATISTIK Argentina vs Arab Saudi Membagongkan, The Green Cuma Tembak Dua Kali ke Gawang Tango dan Menang

Presiden Husni Mubarak terus berupaya mengembalikan seluruh wilayah Semenanjung Sinai di meja perundingan.

Terakhir, kota Taba berhasil kembali ke pangkuan Mesir pada tahun 1991. Sedangkan kota Om Rusrus yang diklaim milik Mesir, tidak berhasil dikembalikan.

Om Rusrus justru menjadi salah satu pelabuhan besar Israel yang bernama Eilat.

Dalam berbagai pertemuan dengan pihak Israel, Presiden Husni Mubarak menyampaikan bahwa Tiran dan Sanafir adalah wilayah otoritas Mesir.

Baca Juga: Sinopsis Anupamaa 4 Februari 2023: Mengejutkan! Anupama Menderita Tumor Rahim, Vanraj dan Samar Syok Berat

Pernyataan tersebut diamini oleh Raja Arab Saudi Khalid bin Abdul Aziz Al Saud.

Secara umum, rakyat Mesir beranggapan Pulau Tiran dan Pulau Sanafir merupakan wilayah kedaulatan Mesir, dan masuk dalam wilayah provinsi Sinai Selatan.

Tidak sedikit jumlah pasukan militer yang ditempatkan untuk menjaga Pulau Tiran dan Pulau Sanafir.

Tiran dan Sanafir merupakan pulau karang yang menjadi salah satu destinasi wisata di provinsi Sinai Selatan.

Baca Juga: Jangan Panik! Ini 7 Hal yang Perlu Kamu Lakukan Saat Terjadi Gempa Bumi

Untuk menuju Pulau Tiran dan Pulau Sanafir, biasanya menggunakan kapal dari kota Sharm El Sheikh.

Sehingga dapat dikatakan, Pulau Tiran dan Pulau Sanafir dengan kota Sharm El Sheikh, merupakan satu paket wisata.

Jika air laut menyurut, kawasan Pulau Tiran dan Pulau Sanafir semakin meluas, tetapi ke arah timur, yaitu ke arah Arab Saudi.

Adapun Selat Tiran yang memutuskan kota Sharm El Sheikh dengan Pulau Tiran, merupakan bagian dari Teluk Aqabah yang merupakan wilayah dari berbagai negara antara lain Mesir, Israel, Yordan dan Arab Saudi.

Baca Juga: Gempa Garut 1 Februari Tak Masuk Tanggap Darurat Bencana, Bantuan Tetap Ada

Selat Tiran merupakan perairan internasional yang sering dilewati kapal dari Pelabuhan Aqaba Yordan dan Pelabuhan Eilat Israel.

Kebanyakan kapal yang melintas adalah kapal wisata yang membawa jamaah haji atau peziarah.

Selat Tiran merupakan salah satu titik pintas jamaah haji asal Mesir yang menggunakan jalur darat.

Bangunan Kasino dan Hotel

Baru pada 2016, kepemilikan dua pulau itu beralih ke Arab Saudi. Rencananya, akan dibangun jembatan yang menghubungkan kedua pulau tersebut dengan Mesir.

Baca Juga: ENDING Sinopsis Film War Mega Bollywood: Menegangkan! Kisah Khalid yang Tewas Memburu Mentor Kabir

Rencananya, Pulau Tiran dan Pulau Sanafir akan menjadi salah satu bagian dari proyek Neom. Kata Neom terdiri dari kata Neo (Bahasa Inggris) dan Mustaqbal (Bahasa Arab) yang berarti Masa Depan Baru.

Perubahan di Arab Saudi pastinya akan tetap berakar pada akar budaya dan agama.

Nantinya, hotel-hotel dengan fasilitas mewah juga bakal dibangun di Pulau Tiran dan Sanafir.

Untuk mewujudkan rencananya, Arab Saudi bahkan dilaporkan membuka pintu untuk warga dan investor asal Israel.

Baca Juga: Sinopsis Mega Bollywood: War dan Jadwal Acara ANTV Hari Ini, Sabtu 4 Februari 2023

Pembangunan kasino di Pulau Tiran dan Pulau Sanafir menambah proyek ambisius Arab Saudi lainnya yang bertujuan meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata.

Sebelumnya, Arab Saudi membuka pantai bikini di Pure Beach sejak 2021.

Ini adalah pantai privat yang lokasinya berada di King Abdullah Economic City, sekitar 125 kilometer dari kota internasional Jeddah.

Untuk masuk ke pantai bikini, wisatawan harus membayar 300 riyal Arab Saudi atau sekitar Rp 1,1 juta. Wisatawan yang datang bisa dari mancanegara maupun lokal.

Baca Juga: Sinopsis Mega Bollywood: War dan Jadwal Acara ANTV Hari Ini, Sabtu 4 Februari 2023

Di Pure Beach, wisatawan dapat menikmati musik dan tarian, serta bermain air. Ada juga taman terapung di pantai ini yang dilengkapi tulisan Saudi Arabia.***

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x