Hadits-Hadits Shohihah: Allah Selalu Terbuka Terima Taubat Hambanya

16 Juni 2021, 06:49 WIB
Ilustrasi seorang muslim yang berdoa /Pixabay/artadyagumelar

JURNAL MEDAN – Allah Subhanahu wata'ala selalu terbuka menerima taubah hambanya siang sampai malam dan sebaliknya yang ingin taubat meski dosanya setinggi langit.

Sebagaimana Allah memiliki sifat (التواب) At-Tawwab yang Maha menerima Taubat, (الغفور) Al-Ghofur yang Maha Pengampun, dan (الغفار) Al-Ghoffar yang Maha Pengampun dengan ampunan yang banyak.

Abdullah bin Umar bin Khattab Radhiyallahu anhuma, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 إِنَّ اللهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَالَمْ يُغَرْغِرْ                                           

Sesungguhnya Allâh menerima taubat seorang hamba selama nyawanya (ruhnya) belum sampai tenggorokan. [HR. Ahmad, at-Tirmidzi dan Beliau berkata hadits hasan).

Sementara Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, menyatakan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

                                                                            مَنْ تَابَ قَبْلَ أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا تَابَ اللهُ عَلَيْهِ                                                                            

Siapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari tempat terbenamnya maka Allâh akan menerima taubatnya.[HR. Muslim]

Sebagaimana Nabi ﷺ bersabda,

التائب من الذنب كمن لا ذنب له

“Orang yang bertaubat dari perbuatan dosa, seperti orang yang tidak melakukan dosa.” (HR. Ibnu Majah, Baihaqi, dan dishahihkan Al-Albani)

Maka seharusnya kita sebagai manusia yang banyak melakukan dosa untuk selalu bertaubat kepada Allah ﷻ sebagaimana Rasulullah memerintahkan:

ياأيها الناس توبوا إلى الله واستغفروه فإني أتوب في اليوم مائة مرة

“Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kalian kepada Allah dan mintalah ampunan-Nya, sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari sebanyak 100 kali”. (HR. Muslim: 4870).

Sedangkan, ayat ke-48 dalam Surat An-Nisa, bahwa Allah tidak mengampuni dosa selain syirik, hal ini jika pelakunya tidak sempat bertaubat sebelum meninggal, sebagaimana Al Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan:

ثم أخبر تعالى: أنه (لا يغفر أن يشرك به) أي: لا يغفر لعبد لقيه وهو مشرك به

“Kemudian Allah mengabarkan bahwa :(”Ia tidak akan mengampuni dosa syirik”) yaitu: Tidak mengampuni bagi seorang hamba yang meninggal dalam keadaan masih berbuat syirik” (Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim: 1/779).

Sebesar apapun dosa yang dilakukan oleh seseorang, maka jika ia bertaubat dengan taubat yang sebenar-benarnya Kepada Allah ﷻ, maka Allah ﷻ akan mengampuninya, berdasarkan firman-Nya:

(قل يا عبادي الذين أسرفوا على أنفسهم لا تقنطوا من رحمة الله إن الله يغفر الذنوب جميعا إنه هو الغفور الرحيم. وأنيبوا إلى ربكم…..)

“Katakanlah, wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya, Sungguh Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. Dan Kembalilah kalian kepada Tuhan Kalian (Bertaubat)….”. (QS. Az-Zumar: 53-54).***

Editor: Arif Rahman

Tags

Terkini

Terpopuler