JURNAL MEDAN - Salah satu tradisi yang selalu dijalankan oleh masyarakat muslim di Pantai Barat Sumatera khususnya di kawasan Sumatera Utara (Sumut) dan Sumatera Barat (Sumut) adalah Balimau.
Tradisi Balimau biasanya dilakukan satu atau dua hari jelang masuknya bulan Ramadan. Masyarakat akan secara bersama-sama mandi ke sungai-sungai yang terdekat.
Dalam perkembangannya, di beberapa Kabupaten/Kota di Sumut dan Sumbar, tradisi Balimau ini menjadi kegiatan wisata masyarakat lokal.
Baca Juga: Mardani Tanggapi Satgas Tagih BLBI Bentukan Jokowi: Jangan Gimmick, Gugatan Perdata Lebih Konkret
Baca Juga: Getaran Gempa 6,7 SR yang Guncang Malang Terasa Hingga ke Situbondo
Namun, jika menelisik asal usul Balimau, diketahui tradisi ini merupakan tradisi masyarakat Desa Jada Bahri dan Desa Kimak Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung.
Dalam Buku Mandi Belimau di Dusun Limbung Bangka Belitung yang ditulis Bangtjik Kamaluddin dijelaskan bahwa, mandi balimau ini konon dimulai sejak tahun 1700-an.
Kala itu, seorang bangsawan keturunan Kerajaan Mataram Yogyakarta bernama Depati Bahrein yang menjadi buronan Belanda melarikan diri ke Pulau Bangka.