Naskah Khutbah Jumat Singkat, Tema: Keutamaan Bulan Sya’ban dan Amalan Sunnah di Dalamnya

- 4 Maret 2022, 09:44 WIB
Ilustrasi Khutbah Jumat Singkat, Tema: Keutamaan Bulan Sya’ban dan Amalan Sunnah di Dalamnya
Ilustrasi Khutbah Jumat Singkat, Tema: Keutamaan Bulan Sya’ban dan Amalan Sunnah di Dalamnya /Pexels/Chattrapal Singh

[Hadits riwayat Ibnu Majah di dalam Sunan Ibni Majah no. 1390 (1/445 ). As-Sindi berkata, ”isnadnya dha’if karena kedha’ifan Abdullah bin Luhaiah dan Tadlis yang dilakukan Al-Walid bin Muslim. Al-Albani menyatakan: hadits hasan.][vi]

Atha’ bin Yasar rahimahullah, salah seorang ulama Tabi’in terkemuka, berkata,

ما من ليلة بعد ليلة القدر أفضل من ليلة النصف من شعبان، يتنزل الله تبارك وتعالى إلى السماء الدنيا، فيغفر لعباده كلهم، إلا لمشرك أو مشاجر أو قاطع رحم

”Setelah malam Lailatul Qadar tidak ada malam yang lebih utama dari malam nishfu Sya’ban. Allah Tabaroka wa Ta’ala turun ke langit dunia kemudian Allah mengampuni para hamba-Nya kecuali orang musyrik, atau orang yang berseteru.”

Namun tidak ada hadits shahih dari Nabi ﷺ dan tidak pula dari salah seorang dari sahabatnya yang mengkhususkan malam–malam di bulan Sya’ban dengan shalat tertentu atau doa tertentu. Munculnya hal itu pertama kali adalah dari sebagian Tabi’in.

Ibnu Hajar Al-Haitami rahimahullah berkata, ”Kesimpulannya, malam nishfu Sya’ban memiliki keutamaan. Di dalamnya terdapat maghfirah (ampunan) yang khusus dan pengabulan doa yang khusus.

Oleh karenanya, Imam Asy-Syafi’i radhiyallahu ‘anhu mengatakan, ”Sesungguhnya doa di malam nishfu Sya’ban akan diijabahi. Perbedaan pendapat yang ada adalah dalam hal shalat yang bersifat khusus di malam nishfu Sya’ban.

Sungguh aku telah mengetahui bahwa shalat secara khusus di malam Nishfu Sya’ban itu bid’ah yang buruk dan tercela, yang pelakunya dilarang dari melakukannya.

Meskipun ada riwayat bahwa para Tabi’in dari penduduk negeri Syam seperti Makhul, Khalid bin Ma’dan, Lukman dan yang lainnya mengagungkan malam nishfu Sya’ban dan bersungguh-sungguh beribadah di malam tersebut.

Dari merekalah masyarakat manusia mendasarkan perbuatan yang mereka ada-adakan di malam nishfu Sya’ban, namun mereka tidak memiliki sandaran berupa dalil yang shahih.

Halaman:

Editor: Ahmad Fiqi Purba


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah