Naskah Khutbah Jumat Singkat Tema Manusia Penuh Manfaat, Cocok Disampaikan Untuk Memotivasi Jamaah

- 10 Maret 2022, 06:27 WIB
Naskah Khutbah Jumat Terbaru Tema Manusia Penuh Manfaat
Naskah Khutbah Jumat Terbaru Tema Manusia Penuh Manfaat /pixabay.com/Shafin_Protic

JURNAL MEDAN - Contoh naskah khutbah ini membawakan tema manusia yang penuh manfaat dan cocok disampaikan khatib untuk memberikan motivasi bagi jamaah salat Jumat.

Sebagaiman diketahui jika tujuan khutbah Jumat salah satunya adalah memberikan peringatan dan kabar gembira kepada jamaah.

Dengan tema khutbah Jumat ini jamaah diharapkan mendapatkan kabar gembira jika mau dan senantiasa menjadi manusia yang penuh manfaat bagi orang lain.

Baca Juga: Nick Kuipers Pamer Mental Juara Persib Bandung Usai Kalahkan Arema FC, Stefano Lilipaly Terciduk Ikut Nge-like

Berikut ini contoh naskah khutbah Jumat dilansir jurnalmedan.pikiran-rakyat.com dari laman ngaji.id yang cocok disampaikan oleh khatib.


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِلْإِسْلَامِ، وَفَضَّلَنَا بِهِ عَلَى سَائِرِ الأَنَامِ، جَعَلَ يَوْمَ الجُمْعَةِ سَيِّدَ الأَيَّامِ، عِيْدًا أُسْبُوْعِيًا لِأَهْلِ الإِسْلَامِ، وَاخْتَصَّ بِهِ هَذِهِ الأُمَّةَ مِنْ بَيْنِ الأَنَامِ، نَحْمَدُهُ تَعَالَى عَلَى نِعَمِهِ العِظَامِ، وَنَشْكُرُهُ عَلَى مَا أَوَّلَانَا بِهِ مِنَ الجُوْدِ وَالإِكْرَامِ،

وَنَشْهَدُ أَنَّهُ اللهُ الَّذِيْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ، وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، المُقَدَّمُ عَلَى الأَنْبِيَاءِ وَخَاتَمِ الرُسُلِ الكِرَامِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ مَا تَعَاقَبَتِ اللَيَالِي وَتَوَالَتِ الْأَيَّامِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ

Hadirin jama’ah Jum’at yang dimuliakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat Singkat 11 Maret 2022, Tema Bulan Ramadhan Adalah Nikmat Allah yang Sangat Besar

Para ulama menyebutkan bahwa dilihat dari jangkauan manfaatnya ibadah terbagi menjadi dua:

- Ibadah Qashirah.
- Ibadah Muta’adiyyah.

• Ibadah Qashirah adalah ibadah yang manfaatnya hanya bisa dirasakan oleh pelakunya, sementara orang lain tidak bisa mendapatkan manfaat itu secara langsung.

• Ibadah Muta’adiyyah adalah ibadah yang manfaatnya bisa dirasakan secara langsung oleh orang lain.

Dan secara umum ibadah Muta’adiyyah lebih afdhal dibandingkan ibadah Qashirah. Karena salah satu di antara orang yang terbaik adalah manusia yang banyak memberikan manfaat bagi yang lain.

Baca Juga: Contoh Naskah Khutbah Jumat Pekan Ini: Berbagai Kekeliruan Umat Islam di Hari Jumat

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ ۗ

“Sesungguhnya kalian adalah umat yang terbaik yang dikeluarkan di tengah umat manusia, karena kalian mempunyai karakter melakukan amar ma’ruf nahi mungkar……”. (QS. Āli-Imrān [03] : 110)

Disebutkan dalam hadits riwayat Al-Bukhari dari sahabat Abu Hurairah radhiyallāhu ‘anhu beliau mengatakan:

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أخْرِجَتْ لِلنَّاسِ

Kata beliau:

خَيْرُ النَّاسِ لِلنَّاسِ يَأْتُونَ بِهِمْ في السَّلاسِل فِي أعْنَاقِهمْ حَتَّى يَدْخُلُوا فِي الإسْلامِ.

“Manusia terbaik bagi yang lain adalah orang yang menyerang satu kaum, lalu memaksa mereka dengan rantai sampai akhirnya mereka masuk Islam.”

Baca Juga: Resep Soto Betawi Oseng Hidangan Devy yang Sangat Disukai Chef Arnold Juri MasterChef Indonesia Season 9

Ditafsirkan oleh Abu Hurairah radhiyallāhu ‘anhu dengan demikian, maksudnya adalah peran para sahabat yang melakukan berbagai macam penaklukan negeri-negeri di sekitar negeri kaum muslimin.

Mengajak kaum yang lain untuk bersama-sama beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan meninggalkan agama kekufuran sehingga mereka memaksa orang-orang di sekitarnya untuk mentauhidkan Allāh, maka mereka pun masuk surga bersama para sahabat Nabi.

Ibnu Katsir mengatakan:

وهكذا قال ابن عباس ومجاهد وعطية العوفي وعكرمة وعطاء

Tafsir yang sama juga disampaikan oleh Ibnu Abbas, Mujāhid, ‘Athiyyah Al-‘Aufi dan beberapa ulama lainnya.

Karena itulah para sahabat Nabi memberikan perhatian besar untuk memberikan manfaat terbesar bagi yang lain. Karena Allāh Subhānahu wa Ta’āla menyebut umat ini sebagai umat terbaik disebabkan jasanya yang banyak memberikan kebaikan bagi yang lain.

Di antara dalil yang lain bahwasanya ibadah Muta’adiyyah (yang manfaatnya lebih luas) lebih afdhal dibandingkan ibadah Qashirah (ibadah yang menfaatnya terbatas), adalah firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla di surat Fussillat.

Allāh berfirman:

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًۭا مِّمَّن دَعَآ إِلَى ٱللَّهِ وَعَمِلَ صَـٰلِحًۭا وَقَالَ إِنَّنِى مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ

“Siapakah manusia yang lebih baik ucapannya dibandingkan orang yang mengajak orang lain untuk kembali kepada Allāh.” (QS. Fussillat [41]: 33)

Dan tafsir دَعَآ إِلَى ٱللَّهِ ada dua:

1. Mengajak manusia untuk masuk Islam atau mengenal ajaran syariat Islam.

2. Orang yang mengumandangkan adzan, yang mereka mengajak masyarakat untuk menuju masjid dalam rangka beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla menyebut:

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًۭا

“Siapakah yang lebih baik dari ucapan orang ini?”

Tentu jawabannya adalah, “Tidak ada yang lebih baik dibandingkan orang semacam ini”, ini menunjukkan keutamaan mereka yang memberikan jasa kepada orang lain dalam bentuk mengajarkan kebaikan kepada masyarakat.

Nabi juga bersabda dalam hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim, beliau memberikan perumpamaan:

مَثَلُ مَا بَعَثَنِي اللَّهُ بِهِ مِنَ الْهُدَى وَالْعِلْمِ كَمَثَلِ الْغَيْثِ الْكَثِيرِ أَصَابَ أَرْضًا

“Perumpamaan ilmu dan hidayah yang Allāh berikan kepadaku, sebagaimana hujan deras yang turun di muka bumi.

Kemudian Nabi memisalkan tiga jenis manusia,

فَكَانَ مِنْهَا نَقِيَّةٌ قَبِلَتِ الْمَاءَ، فَأَنْبَتَتِ الْكَلأَ وَالْعُشْبَ الْكَثِيرَ

Di antara tanah yang ada di muka bumi ini ada yang bisa menyerap air, setelah dia menyerap air bisa menumbuhkan tanaman dan rerumputan.

وَكَانَتْ مِنْهَا أَجَادِبُ أَمْسَكَتِ الْمَاءَ، فَنَفَعَ اللَّهُ بِهَا النَّاسَ

Dan ada juga tanah yang bisa menampung air, lalu air itu bermanfaat bagi yang lain.

وَأَصَابَتْ مِنْهَا طَائِفَةً أُخْرَى، إِنَّمَا هِيَ قِيعَانٌ لاَ تُمْسِكُ مَاءً، وَلاَ تُنْبِتُ كَلأً، فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ فَقِهَ فِي دِينِ اللَّهِ وَنَفَعَهُ مَا بَعَثَنِي اللَّهُ بِهِ، فَعَلِمَ وَعَلَّمَ، وَمَثَلُ مَنْ لَمْ يَرْفَعْ بِذَلِكَ رَأْسًا،

Kemudian jenis tanah yang ketiga adalah tanah gundukan yang isinya adalah bebatuan, tidak bisa menyerap air dan tidak bisa menahan air, sehingga ketika hujan turun, tidak ada satu pun air yang memberikan manfaat baginya.

Kata Nabi dua jenis tanah yang pertama, seperti orang yang dia menerima ilmu kemudian dia berusaha untuk memberikan manfaat bagi orang lain.

Sementara jenis tanah yang ketiga adalah مَنْ لَمْ يَرْفَعْ بِذَلِكَ رَأْسًا (orang yang sama sekali tidak mempunyai kepedulian terhadap ilmu agama). Sehingga saat dia mendengarkan ceramah atau mendengarkan (disampaikan) ilmu agama, sama sekali dia tidak bisa mengambil manfaatnya.

Hadits ini kata para ulama dijadikan sebagai dalil bahwasanya salah satu di antara amal yang utama adalah berusaha untuk menerima manfaat dari orang lain kemudian menularkan kepada yang lain, karena itu Nabi memuji dua jenis manusia yang pertama orang yang bisa menampung ilmu dan menumbuhkan tanaman dan orang yang bisa menampung ilmu kemudian air itu tertampung untuk bisa diberikan airnya kepada yang lainnya.

Hadirin yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Manusia di masa silam mereka begitu semangat untuk memberikan manfaat kepada orang lain terutama semangat untuk menyebarkan ilmu agama, karena mereka tahu siapa yang menunjukkan kebaikan bagi yang lain maka dia akan mendapatkan pahala dari amalnya dan pahala dari setiap orang yang mengamalkan ajakannya.

Kita memohon kepada Allah SWT, semoga Allāh jadikan kita sebagai hambanya yang bisa memberikan manfaat bagi yang lainnya. Sehingga kita termasuk di antara orang yang mewujudkan harapan dan doa orang tua kita. Pada saat kita diaqiqahi orang tua kita mendoakan kita semoga menjadi anak yang berkah, bermanfaat bagi nusa bangsa, orang tua, dan agama.

أَقُوْلُ مَا سَمِعْتُمْ وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ .

Khutbah Kedua:

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Demikianlah contoh naskah khutbah Jumat tema manusia penuh manfaat, semoga dapat memberikan manfaat bagi semuanya.***

Editor: Ahmad Fiqi Purba


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah