Kutbah Jumat Menyambut Ramadhan 2022 Tema Kondisi Orang-Orang Beriman Pasca Ramadhan

- 30 Maret 2022, 11:32 WIB
Kutbah Jumat Menyambut Ramadhan 2022 Tema Kondisi Orang-Orang Beriman Pasca Ramadhan. Foto: Ilustrasi
Kutbah Jumat Menyambut Ramadhan 2022 Tema Kondisi Orang-Orang Beriman Pasca Ramadhan. Foto: Ilustrasi /pixabay.com/@Tasos_Lekkas

“Tidak, wahai putri ash-Shiddiq. Akan tetapi mereka adalah orang-orang yang mengerjakan shalat, berpuasa, dan bersedekah. Mereka takut kalau amalan mereka tidak diterima.” (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi).

Al-Hasan al-Bashri rahimahullah mengatakan, “Mereka beramal dengan amalan kebajikan, tapi mereka takut kalau amalan itu tidak menyelamatkan mereka dari adzab Rabb mereka. Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu menggabungkan bersangka baik (kepada Allah) dan rasa takut. Sedangkan orang-orang munafik menggabungkan buruk sangka (kepada Allah) dan rasa aman (dari adzab).”

Sesungguhnya seorang muslim yang shadiq adalah mereka yang berjalan di dalam kehidupan sebagai seorang yang sedang menuju Allah dengan dua sayap, rasa harap dan rasa takut. Ia beramal shaleh. Kemudian berharap amalan tersebut diterima oleh Allah. Ia beramal dengan berharap rahmat dari Allah. Bersamaan dengan itu ia pun takut dengan murka dan adzab Allah. Takut dengan pergantian keadaan, adzab datang dan hilangnya kenikmatan. Dan takut kalau Allah membalikkan hatinya sehingga amal-amalnya tak diterima.

Betapa banyak orang yang berpuasa, namun mereka hanya mendapatkan lapar dan dahaga. Betapa banyak orang yang shalat, namun hanya mendapatkan lelah dan bergadang menghabiskan malam. Betapa banyak orang-orang yang bertalbiah (ketika haji), namun dikatakan kepada mereka ‘Tidak ada sambutan dan kebahagiaan untukmu’.

Diterimanya amal dan mendapat ridha di sisi Allah adalah cita-cita orang-orang shaleh dan tujuan tertinggi para ahli ibadah. Ia merupakan tujuan orang-orang yang berjalan menuju Allah ﷻ.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ (24) وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan. Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (QS:Al-Anfaal | Ayat: 24-25).

Ayyuhal muslimun,

Sesungguhnya penyakit yang paling berbahaya, yang menghadang seorang muslim dalam perjalanannya menuju Allah adalah ketika dia ditimpa penyakit futur dan malas. Ditimpa penyakit kehilangan semangat dan berhenti beramal. Allah ﷻ telah mencela orang-orang yang datang menuju shalat atau menunaikan shalat dalam keadaan malas. Dia juga mencela orang-orang yang bersedekah dalam keadaan berat hati. Kalau keadaan malas saja dicela, apalagi orang-orang yang kehilangan perhatian dari ibadah dan berhenti mengerjakannya!

Allah ﷻ telah memperingatkan kita dari keadaan mereka. Yaitu mereka yang telah merobohkan bangunan amal mereka. Mereka mendekatkan diri kepada Allah, kemudian berhenti. Mereka menghancurkan bangunan ketaatan itu.

Halaman:

Editor: Ahmad Fiqi Purba


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah