Naskah Khutbah Jumat Singkat dan Terbaru Tema, Mengikuti Syariat Allah adalah Pondasi Keimanan

- 5 Juni 2022, 10:39 WIB
Naskah Khutbah Jumat Singkat dan Terbaru Tema, Mengikuti Syariat Allah adalah Pondasi Keimanan
Naskah Khutbah Jumat Singkat dan Terbaru Tema, Mengikuti Syariat Allah adalah Pondasi Keimanan /Picxabay

Begitu juga ketika ‘Umar Radhiyallahu anhu datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya berkata, “Wahai Rasulullah, engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali diriku.” Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Tidak wahai ‘Umar, sampai aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri.” Lalu ‘Umar Radhiyallahu anhu berkata, ‘Demi Allah, sekarang engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri.’ Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Sekarang wahai ‘Umar” [HR. al-Bukhari dan Ahmad].

Baca Juga: Sinopsis Balika Vadhu: Nimboli Kena Pelintir! Pushkar Ancam Akan Mematahkan Tangan Kundan, Kamli Jadi Panik

Jadi, mengedepankan cinta kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam daripada cinta kepada diri, anak, keluarga, harta, dan lainnya merupakan sebuah kewajiban. Dan cinta kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak sempurna kecuali dengan mentaati perintah beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Azza wa Jalla berfirman:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Katakanlah (Muhammad), ‘Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha pengampun, Maha penyayang.” [Ali ‘Imran/3:31]

Tanda mengedepankan cinta kepada Rasul ialah apabila terjadi pertentangan antara perintah Rasul dengan sesuatu yang dia cintai, kemudian dia lebih memilih taat kepada Rasul. Ini merupakan bukti dari pengakuan cintanya kepada Rasul. Akan tetapi sebaliknya, jika ia lebih mengedepankan kesenangan dunia yang ia cintai daripada mentaati Rasul, maka ia belum menunaikan kewajiban iman yang dibebankan kepadanya.”

al-Hasan rahimahullah ketika menjelaskan ayat 31 dari surat Ali ‘Imran, beliau berkata, “Para Shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami sangat mencintai Rabb kami.’ Allah ingin menjadikan bukti cinta kepada-Nya kemudian menurunkan ayat tersebut.”

Dalam Shahîh Bukhari dan Shahîh Muslim disebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيْمَانِ: أَنْ يَكُوْنَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِيْ الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِيْ النَّارِ.

Tiga perkara, apabila ada pada diri seseorang, maka dia akan merasakan manisnya iman; (1) Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada yang lain, (2) ia tidak mencintai seseorang melainkan karena Allah, dan (3) ia benci kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya dari kekafiran tersebut sebagaimana ia benci dilemparkan ke neraka.[10]

Halaman:

Editor: Ahmad Fiqi Purba


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah