عَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « وَكُلُّ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ ذَبْحٌ ».
Dari Jubair bin Muth’im, Nabi bersabda, “Semua hari tasyrik [11-13 Dzulhijjah] adalah hari hari penyembelihan hewan qurban” [HR Ahmad no 16797, dinilai shahih li ghairihi oleh Syuaib al Arnauth].
Kaum muslimin rahimani wa rahimakumullahu
Ibadah dalam bentuk menyembelih hewan qurban adalah ibadah yang ada dalam semua syariat para nabi, semenjak nabi pertama yaitu Adam dan semenjak rasul pertama yaitu Nuh.
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ
Yang artinya, “Dan bagi setiap umat kami tetapkan ibadah menyembelih hewan qurban supaya mereka menyebut nama Allah ketika akan menyembelih bahimah an’am [onta, sapi dan kambing] yang Allah karuniakan kepada mereka” [QS al Hajj: 34].
Oleh karena itu ketika kita menyembelih hewan qurban patut kita sadari bahwa kita bukan hanya meneladani nabi Ibrahim namun seluruh nabi dan rasul.
Masyarakat arab jahiliah juga melaksanakan ibadah menyembelih hewan qurban yang merupakan diantara sisa ajaran Nabi Ismail yang masih mereka lestarikan. Akan ketika menyembelih hewan qurban, darah hewan qurban tersebut mereka tampung lantas darah yang kotor tersebut mereka gunakan untuk melumuri tembok Ka’bah. Demikian pula dagingnya mereka gosok gosokkan ke dinding Ka’bah.
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ
Yang artinya, “Tidaklah sampai kepada Allah daging dan darah hewan qurban namun yang sampai kepada-Nya adalah sikap takwa kalian ketika melaksanakan penyembelihan hewan qurban” [QS al Hajj:37].