Khutbah Idul Adha 2022/1443 H Singkat, Menggetarkan Jiiwa, Semangat Qurban dan Syariat dalam Berkurban

- 7 Juli 2022, 11:18 WIB
Ilustrasi Naskah Khutbah Idul Adha 2022/1443 H Singkat, Menggetarkan Jiiwa, Materi Semangat Qurban dan Syariat dalam Berkurban
Ilustrasi Naskah Khutbah Idul Adha 2022/1443 H Singkat, Menggetarkan Jiiwa, Materi Semangat Qurban dan Syariat dalam Berkurban /Pixabay

Mari sejenak kembali menyelami kisah yang sangat indah, membuat mata berkaca-kaca meneteskan airnya, kisah perjuangan Abul anbiya (ayahanda para Nabi) yaitu Nabi Ibrahim ‘alaihissalam sekeluarga. Dengan pengorbanan merekalah, Allah Ta’ala tetapkan berbagai macam syariat yang ada pada hari-hari mulia seperti ini.

Syariat rukun islam yang kelima, syariat memuliakan ka’bah dan kota Mekah, syariat sa’i, syariat setelah tawaf shalat sunnah di belakang maqam ibrahim, syariat melempar jumrah, syariat udhiyah atau kurban, dan syariat-syariat lainnya, semua itu asalnya dari apa yang dikorbankan oleh keluarga yang tegar nan mulia ini.

Peninggian fondasi pembangunan ka’bah merupakan buah hasil jerih payah pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan anaknya yaitu Nabi Ismail ‘alaihimassalam. Allah Ta’ala berfirman,

* وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَٰهِۦمُ ٱلْقَوَاعِدَ مِنَ ٱلْبَيْتِ وَإِسْمَٰعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ

رَبَّنَا وَٱجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَآ أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan fondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada-Mu, dan anak cucu kami (juga) umat yang berserah diri kepada-Mu dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan ibadah (haji) kami, dan terimalah taubat kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Penerima taubat, Maha Penyayang. (Qs. Al-Baqarah: 127-128)

Jama’ah shalat idul adha yang dimuliakan Allah ‘Azza wa Jalla

Seruan haji dimulai saat Allah Ta’ala memerintahkan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam untuk menyerukannya, dan perintah memuliakan baitullah. Allah Ta’ala berfirman,

وَإِذْ بَوَّأْنَا لِإِبْرَٰهِيمَ مَكَانَ ٱلْبَيْتِ أَن لَّا تُشْرِكْ بِى شَيْـًٔا وَطَهِّرْ بَيْتِىَ لِلطَّآئِفِينَ وَٱلْقَآئِمِينَ وَٱلرُّكَّعِ ٱلسُّجُودِ * وَأَذِّن فِى ٱلنَّاسِ بِٱلْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ

Dan (ingatlah), ketika Kami tempatkan Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan), “Janganlah engkau mempersekutukan Aku dengan apa pun dan sucikanlah rumah-Ku bagi orang-orang yang thawaf, dan orang yang beribadah dan orang yang rukuk dan sujud. Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh.” (Qs Al-Hajj: 26-27)

Halaman:

Editor: Ahmad Fiqi Purba


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah