Network
“Barang siapa yang ingin membaca al-Qur’an dengan bacaan yang tepat (indah) seperti saat diturunkan hendaklah ia membaca dengan bacaan Ibnu Ummi Abd.” (HR. Imam an-Nasaa’i, ath-Thabrani, Abu Ya’la al-Mushili dll).
Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu wafat pada tahun 33 H. Di masa kekhalifahan Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu. Saat itu usia beliau 66 tahun. Dan jenazahnya dimakamkan di Baqi’.
Ibadallah, Abdullah bin Mas’ud memulai riwayatnya dengan mengatakan,
وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ
“Beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan.”
Beliau ingin agar orang-orang tahu apa yang disampaikan ini dari Rasulullah. Dan yang disampaikan ini adalah wahyu. Beliau jujur dan yang menyampaikan kepada beliau adalah Yang Maha benar dengan ucapan-Nya. Beliau beri pembukaan demikian karena apa yang akan disampaikan adalah perkara gaib. Tentang kondisi janin yang ada di perut ibunya. Yang empat belas abad lalu belum diketahui ilmu pengetahuan. Ucapan beliau ini semakna dengan perkataan Ali bin Abu Thalib radhiallahu ‘anhu,
إني أحلف بالله ما كذب رسول الله ولا كذبنا
“Aku bersumpah demi Allah, Rasulullah tidak berdusta dan kita tidak dibohongi.”
Setelah menjelaskan kondisi janin di perut seorang ibu, Nabi menjelaskan ada empat hal yang sudah ditetapkan untuk seseorang jauh sebelum dia lahir.
إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ.
