Ibadallah, Sesungguhnya kebinasaan dan kebahagiaan memiliki sebab yang melatar-belakanginya. Kebinasaan atau celaka disebabkan kufur kepada Allah ‘Azza wa Jalla, maksiat, dan perbuatan jelek lainnya kemudian tidak disertai taubat oleh pelakunya. Sedangkan kebahagiaan sebabnya adalah amal shaleh dan takwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kata seorang penyai:
Kebahagiaan itu bukan karena bertumpuknya harta. Tetapi takwa itulah yang membuat bahagia.
Takwa merupakan sebaik-baik perbekalan. Dan bagi mereka yang bertakwa ada nikmat tambahan.
Ibadallah, Ada tiga tabiat yang mampu mengantarkan seseorang untuk memperoleh kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat. Ketiga tabiat tersebut adalah (1) apabila diberi, bersyukur, (2) apabila diuji, bersabar, dan (3) apabila berdosa, beristighfar atau bertaubat. Inilah tiga komponen kehidupan yang mampu mengantarkan seseorang menuju kebahagiaan.
Pertama, apabila diberti, bersyukur.
Apabila seseorang, Allah berikan suatu nikmat kepadanya, maka ia akan bersyukur kepada Allah atas kenikmatan tersebut. Mempergunakan kenikmatan itu untuk membantunya menaati Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia pun memuji Allah atas nikmat tersebut. Baik memuji-Nya secara zahir maupun batin. Mengakui bahwasanya nikmat tersebut dari Allah. Tidak ada daya dan upaya untuk mendapatkannya kecuali dari Allah. Dan syukur pun memiliki tiga rukun:
(1) Menyebut-nyebut atau menceritakan kenikmatan tersebut.
(2) Mengakuinya berasal dari Allah, secara lahir dan batin.
(3) Menggunakannya dalam ketaatan kepada Allah.
Inilah orang yang berhasil menggunakan kenikmatan sebagai anugerah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Adapun orang-orang yang tidak bersyukur, maka Allah peringatkan mereka dengan adzab. Allah Ta’ala berfirman,
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ