Naskah Khutbah Jumat Singkat Tema Tahun Baru Masehi 2023. Mutiara dan Kebaikan Saat Kita Introspeksi Diri

- 29 Desember 2022, 12:59 WIB
Naskah Khutbah Jumat Singkat Tema tahun Baru Masehi 2023. Mutiara dan Kebaikan Saat Kita Introspeksi Diri
Naskah Khutbah Jumat Singkat Tema tahun Baru Masehi 2023. Mutiara dan Kebaikan Saat Kita Introspeksi Diri /Pixabay

Pernahkah Anda berusaha menyendiri, lalu mengingat-ingat kekurangan dan kwalitas ibadah Anda?

Pernahkah Anda merenungkan amal ketaatan yang telah sekian lama Anda bangga-banggakan? Bersihkah ia dari kotoran riya’, sum’ah serta dari ambisi-ambisi duniawi?

Baca Juga: Bocoran Sinopsis Ishq Mein Marjawan 2 Hari Ini ANTV: Tak Mau Ditindas, Riddhima Tampar Wajah Sara Demi Vansh

Ketahuilah! Wahai Saudaraku, waktu terus bergulir. Yang telah lewat tidak akan pernah kembali. Umur kita semakin berkurang dan ajal kian mendekat. Tiada daya yang bisa menolaknya. Oleh karena itu, orang yang menginginkan keselamatan, dia akan menyiapkan diri menghadapinya. Dia akan membekali diri untuk menempuh perjalanan panjang dan menakutkan. Dia akan terus berupaya memperbaiki dan menyempurnakan kekurangan dan kesalahan. Allah ‘Azza wa Jalla telah mengingatkan kita:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (QS. al-Hasyr/59:18).

Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu pernah memberikan nasihat, “Hitung-hitunglah (amal) diri kalian sebelum kalian dihitung ! Timbanglah (amal) diri kalian sebelum kalian ditimbang ! Perhitungan kalian kelak (di akhirat) akan lebih ringan dikarenakan telah kalian perhitungkan diri kalian pada hari ini (di dunia). Berhiaslah (persiapkanlah) diri kalian demi menghadapi hari ditampakkannya amal. Pada hari itu kalian dihadapkan (kepada Rabb kalian), tiada sesuatupun dari keadaan kalian yang tersembunyi (bagi Allah). (HR. At-Tirmidzi).

Bahkan al-Hasan menjadikan introspeksi diri sebagai tanda keimanan seseorang, “Tidaklah anda jumpai seorang mukmin, kecuali dalam keadaan menghitung-hitung dirinya: Apa yang ingin engkau lakukan? Apa yang ingin engkau makan? Apa yang ingin engkau minum? Sebaliknya, orang fajir akan terus berbuat tanpa memperhitungkan dirinya.”

Sehingga introspeksi diri adalah salah satu tanda keimanan seseorang dan meninggalkannya merupakan tanda kefasikan. Lebih dari itu, introspeksi diri menggambarkan tingkat ketakwaan seseorang. Maimun bin Mahran mengatakan, “Sesungguhnya orang yang bertakwa akan lebih kuat menghitung-hitung dirinya bila dibandingkan dengan penguasa zhalim dan sekutu dagang yang pelit.”

Penguasa yang zhalim sangat teliti mengawasi kekurangan yang terjadi dalam kekayaan kerajaannya, bahkan melewati batas wewenangnya; Demikian juga relasi dan teman bisnis yang pelit, ia sangat teliti dalam menghitung keuntungannya, tidak rela sedikit pun keuntungannya dikurangi. Namun pengawasan ketat dua tipe manusia ini bila dibandingkan dengan pengawasan ketat yang dilakukan orang yang bertakwa kepada dirinya, maka didapati pengawasan orang yang bertakwa lebih ketat.

Introspeksi diri dilakukan sebelum dan sesudah beramal. Sebelum beramal, hendaklah seseorang berhenti sejenak dan merenungkan sampai nampak baginya pilihan terbaik, antara dilakukan atau ditinggalkan.

Halaman:

Editor: Ade Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah