Naskah Khutbah Jumat Singkat Tema Tahun Baru Masehi 2023. Mutiara dan Kebaikan Saat Kita Introspeksi Diri

- 29 Desember 2022, 12:59 WIB
Naskah Khutbah Jumat Singkat Tema tahun Baru Masehi 2023. Mutiara dan Kebaikan Saat Kita Introspeksi Diri
Naskah Khutbah Jumat Singkat Tema tahun Baru Masehi 2023. Mutiara dan Kebaikan Saat Kita Introspeksi Diri /Pixabay

Al-Hasan menyatakan, “Semoga Allah ‘Azza wa Jalla merahmati seorang hamba yang berhenti sejenak ketika hendak melakukan suatu. Apabila dilihat amalan itu untuk dan karena Allah, maka amalan tersebut dilakukannya. Apabila dipandang bukan untuk dan karena Allah, maka amalan tersebut ditinggalkannya.

Ketahuilah, introspeksi diri setelah beramal itu ada tiga jenis:

Pertama: Introspeksi diri atas ketaatan yang telah ia lakukan. Apakah ada kekurangannya? Apakah sudah sesuai keinginan Allah dan tuntunan rasul-Nya?

Misalnya, apakah shalat yang kita lakukan telah sesuai dengan tuntunan Rasulullah? Baik lahir maupun batin. Ataukah hanya sebatas lahiriahnya saja? Jauh dari kekhusyu’an bahkan ada unsur dunia di dalamnya? Sejak takbiratul ihram sampai salam. Padahal kita diperintahkan shalat untuk mengingat Allah! Bukan mengingat yang lain. Sebagaimana firman-Nya:

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
“Dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (QS. Thaha/20:14).

Apabila dalam shalat kita hanya ingat kepada Allah, maka shalat kita akan bisa membimbing kita melakukan berbagai kebaikan dan menjauhkan kita dari kemungkaran. Sebagaimana firman Allah,

إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar.” (QS. al-Ankabut/29: 45).

Kedua: Introspeksi diri atas setiap amalan yang sebaiknya ditinggalkan.

Sebagai permisalan adalah kebiasaan sebagian orang yang merayakan malam tahun baru dengan bergadang semalam suntuk, membuat gaduh dengan suara petasan, klakson serta knalpot, serta berbagai bentuk gangguan terhadap orang lain, sampai akhirnya tidak bisa melaksanakan shalat Shubuh, karena terlalu letih. Dengan perbuatan seperti ini, sang pelaku minimal melakukan dua jenis dosa. Pertama, dosa menzhalimi orang lain yaitu telah mengganggu orang lain. Dosa jenis ini tidak akan diampuni oleh Allah sampai orang yang terzhalimi memaafkannya. Kedua, dosa kepada Allah, karena meninggalkan suatu yang diwajibkan, yakni shalat Shubuh berjamaah pada waktunya.

Ketiga: Introspeksi diri atas setiap amalan yang mubah dan suatu kebiasaan. Kenapa dia melakukannya? Apakah demi mencapai kesuksesan akhirat? Kalau ya, berarti dia telah beruntung. Ataukah demi kenikmatan dunia yang sesaat? kalau ini metovasinya, malah alangkah ruginya.

Halaman:

Editor: Ade Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah