Karena manusia itu terdiri dari berbagai tipe dan karakter. Ada yang takut dan mengagungkan Allah dengan pemberian. Ada yang tidak pandai mensyukuri pemberian, ia hanya takut dengan hukuman, maka Allah jelaskan Dia memiliki siksa yang keras. Ada yang dengan penjelasan sifat-sifat yang agung, mereka langsung takut dan mengagungkan Allah. Karena bermacam-macam karakter inilah Allah menempuh metode yang variative pula.
Kemudian, Allah mewajibkan kepada manusia tanpa terkecuali untuk takut kepada Allah.
فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
“Karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” [Quran Ali Imran: 175]
وَإِيَّٰىَ فَٱرْهَبُونِ
“Dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk).” [Quran Al-Baqarah: 40]
فَلَا تَخْشَوُا۟ ٱلنَّاسَ وَٱخْشَوْنِ
“Janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku.” [Quran Al-Maidah: 44]
Kemudian Allah memuji orang-orang yang beriman dengan firman-Nya,
إِنَّ ٱلَّذِينَ هُم مِّنْ خَشْيَةِ رَبِّهِم مُّشْفِقُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka.” [Quran Al-Mukminun: 57]
Sampai pada firman-Nya,
أُو۟لَٰٓئِكَ يُسَٰرِعُونَ فِى ٱلْخَيْرَٰتِ وَهُمْ لَهَا سَٰبِقُونَ
“mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.” [Quran Al-Mukminun: 61]