Teks Singkat Khutbah Jumat Bulan Ramadhan: Ilmu Penting dari Ibadah Puasa, Sebagai Perisai Umat Islam

- 24 Maret 2023, 10:08 WIB
Teks Khutbah Jumat Singkat Padat, Menghidupkan Malam Bulan Ramadhan, Lengkap Khutbah I dan II
Teks Khutbah Jumat Singkat Padat, Menghidupkan Malam Bulan Ramadhan, Lengkap Khutbah I dan II /

Kebahagiaan sesungguhnya ada pada saat kita mendapatkan ridha Allah. Dengan cara melakukan apa yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan dan menjauhi apa yang Allah dan Rasul-Nya larang, inilah nilai ketakwaan. Ketika seorang mukmin dihalalkan untuk makan, minum, dan hubungan suami istri kapanpun dan dimanapun, padahal tiga hal itu sangat dibutuhkan oleh setiap jiwa, namun ia tinggalkan itu karena perintah Allah dan Rasul-Nya, ketika mereka mampu untuk meninggalkannya karena keimanan dan harapan ganjaran dari Allah. Maka mereka akan menemukan kebahagiaan.”

Dalam hadits lainnya disebutkan,
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ، الحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا، إلى سَبْع مِائَة ضِعْفٍ، قالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: إلَّا الصَّوْمَ؛ فإنَّه لي، وَأَنَا أَجْزِي به، يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِن أَجْلِي. لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فيه أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِن رِيحِ المِسْكِ.
“Semua amal Anak Adam pahalanya dilipat-gandakan. Setiap satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnya. Hingga menjadi tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman, ‘Kecuali (lipat ganda pahala) puasa. Sesungguhnya puasa itu untukku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Karena dia telah meninggalkan syahwatnya dan makanannya karena Aku’.

Orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan. Kebahagiaan saat berbuka dan kebahagiaan saat berjumpa dengan Rabbnya. Dan sungguh bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada bau misk.” [HR. Muslim 1151].

Dari hadits ini, Allah hendak menjelaskan kepada kita bahwa pahala puasa tidak terbatas sepuluh kali lipat atau sebanyak tujuh ratus kali lipat, lebih dari itu semua. Mengapa? Karena yang tau seseorang berpuasa atau tidak itu hakikatnya adalah dirinya dengan Allah saja. Dia berharap, takut, dan harap hanya kepada Allah. Sehingga Allah lah yang akan membalasnya hingga nanti Allah sempurnakan balasnya di akhirat kelak sebagai bentuk pemuliaan Allah kepada-Nya.

Dalam hadits lainnya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَلا يَرْفُثْ وَلا يَجْهَلْ وَإِنْ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ مَرَّتَيْنِ

“Puasa itu adalah perisai, maka janganlah (seseorang yang sedang berpuasa) mengucapkan ucapan yang kotor, dan janganlah bertindak bodoh, dan jika ada orang yang sewenang-wenang merebut haknya atau mencelanya, maka katakan, ‘Saya sedang puasa’ -dua kali-.” [HR. Al-Bukhari].

Maksudnya: puasa itu menghalangi dan melindungi seseorang dari apa yang ditakutkan. puasa yang dikerjakan seseorang bisa menghalangi dan melindunginya dari mengerjakan maksiat. Maksiat itu adalah sebab seseorang mendapat siksa neraka.

Ibnu al-Atsir rahimahullah mengatakan, “Makna puasa sebagai perisai atau tameng adalah puasa melindungi pelakunya dari syahwat (keinginan-keinginan nafsu) yang akan menyakitinya.

Demikian khotbah yang pertama ini. Semoga Allah memberi kita hidayah dan taufik untuk menaati dan tunduk kepada-Nya.

Halaman:

Editor: Ade Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah