Generasi Rabbani Lahir dari Keturunan yang Berkualitas
Allah Ta’ala berfirman dalam surat al-Furqan ayat 74,
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَاماً
“Dan orang-orang yang berkata: “Wahai Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”
Mari kita sedikit merenungkan dan mentadaburi ayat ini. Bagaimana ayat ini terlebih dahulu berbicara tentang menginginkan pasangan, baru kemudian keturunan. Berbicara tentang qurrata a’yun, baru kemudian tentang pemimpin di kalangan orang-orang yang bertakwa.
اَلله اَكْبَرُ اَلله اَكْبْرُ اَللهُ اَكْبَرُ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهَ وَاللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Saudaraku, jamaah shalat Idhul Adha rahimakumullah
Prinsip utama dan paling mendasar yang melandasi syariat nikah adalah menjamin keberlangsungan hidup dengan melestarikan keturunan. Sejatinya, menurut Imam Ibnul Jauzi rahimahullah Ta’ala dalam kitab Shaid al-Khatir,
“Jiwa-jiwa mulia manusia enggan untuk membuka aurat dan melakukan persenggamaan, sesuatu yang menurutnya tidak dianggap baik. Maka Allah menciptakan syahwat (yang dirahmati)sebagai pendorong pernikahan, sehingga tujuan mendapatkan keturunan ini bisa diraih.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
اِتَّقُوا اللهَ فِـي النِّسَـاءِ، فَإِنَّكُمْ أَخَذْتُمُوْهُنَّ بِأَمَـانَةِ اللهِ، وَاسْـتَحْلَلْتُمْ فُرُوْجَهُنَّ بِكَلِمَةِ اللهِ،