2 Sejarah Membuat Prabowo Jadi Menhan Jokowi: Peristiwa Dua Panglima Besar Jepang dan Abraham Lincoln

13 Juni 2021, 12:51 WIB
Menhan Prabowo Subianto dalam podcast deddy corbuzier /Tangkapan Layar Podcast Dedy Corbuzier/

JURNAL MEDAN - Ada 2 sejarah yang membuat Prabowo jadi Menhan Jokowi yakni tentang peristiwa dua Panglima besar Jepang dan Abraham Lincoln

Prabowo Subianto mengungkan alasannya mau bergabung sebagai Menhan di Kabinet Joko Widodo. Menurut Prabowo, ada dua peristiwa sejarah yang ia pelajari sehingga mau bergabung di Kabinet Jokowi.

Sejarah itu adalah tentang dua panglima besar Jepang, Toyotomi Hidioshi dan Tokugawa Leyasu yang sama-sama kuat tapi saling bermusuhan.

Baca Juga: Ikatan Cinta Episode 313, Minggu 13 April 2021: Mama Sarah Berupaya Menahan Andin Bercerita ke Papa Surya

Kedua, sejarah mantan Presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln yang mengajak lawan politiknya Willian Henry Seward bergabung jadi Secretary of state.

Hal itu diceritakan Prabowo saat di wawancara Deddy Corbuzier di podcasnya dikutip pada Minggu, 13 Juni 2021.

"Ada dua sejarah penting dalam sejarah, satu di jeoang. Ada dua panglima sangat kuat Toyotomi Hidioshi dan Tokugawa Leyasu," ungkap Prabowo.

Baca Juga: Lewat Video, Setjen DPD RI Umumkan Buka CPNS 2021: Cek Formasinya di dpd.go.id

Dua Panglima itu sama-sama memiliki pasukan yang hebat, semangat dan kuat. Hampir saja keduanya perang.

Untungnya, kata Prabowo Toyotomi Hidioshi dan Tokugawa Leyasu berunding.

"Hidioshi bilang saya mau berudning dulu sama lawanya, mereka berunding kemudian bilang 'anda lihat dibelakang saya ini tentara saya kuat sangat banyak jumlahnya semangat tapi  tentara anda juga semangat kuat jumlahnya banyak.

Besok bisa anda menang atau saya menang, tapi kalaupun saya menang anak buah saya akan banyak yang mati. Kalau kau menang anak buahmu juga akan banyak mati dan luka artinya besok malam orang tua jepang, banyak ibu dan bapak jepang kehilangan anaknya dan akan menangis.

"Saya tau anda cinta jepang saya juga begitu kita mau mempersatukan jepang dan kita mau bikin jepag kuat, untuk apa kita perang apakah enggak lebih baik kita bersatu untuk mempersatukan jepang dan jepang jadi kuat," ujarnya.

Baca Juga: Selamat Jalan untuk Selamanya, Guru Besar UI Toeti Heraty Wafat Minggu 13 Juni 2021

Setelah mendengar Hidioshi, akhirnya Leyasu setuju bahwa tidak perlu ada pertumbahan darah untuk mempbuat Jepang yang lebih maju dan kuat.

"Leyasu bilang pikiran anda benar untuk apa kita berperang mari kita bersatu. Nah itu bagi saya sangat-sangat besar pelajarannya," jelas Prabowo.

Pelajaran kedua, yang diambil Prabowo adalah dari mantan Presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln yang mengajak lawan politiknya Willian Henry Seward bergabung jadi Secretary of state.

Saat Abraham Lincoln menang jadi Presiden, ia mengajak lawan politiknya William Hendry seward. Kata prabowo, William Hendry seward menjadi lawan politik Abraham Lincoln sudah 20 tahun.

Akan tetapi karena sama-sama beekomitmen ingin bangun Amerika Serikat yang kuat, Abraham Lincoln memilih William Hendry seward jadi Secretary of State.

Baca Juga: HUT DKPP 2021: DKPP Telah Memutus 1.873 Perkara dan Sanksi kepada 7.605 Penyelenggara Pemilu Sejak 2012

"Say tahu anda tidak suka saya, saya juga tidak suka anda tapi I know that you love the united state of America, then I love the united state of America, so why we don’t work together for next state, you sebenarnya bukan mengabdi untuk saya, kita berdua mengabdi untuk amerika serikat," kata Prabowo.

Dari pelajaran dua sejarah itulah sehingga Prabowo bersedia menjadi Menteri Pertahanan Jokowi, meski kecewa karena kalah di Pilpres 2019 lalu.

"Tapi kecewa siapa yang tidak tapi manusiawi kan, tapi kan kita komitnya untuk mengabdi untuk merah putih," pungkasnya.

Editor: Marzuki Manurung

Tags

Terkini

Terpopuler