Fenomena Alam Aphelion Bakal Terjadi Hingga Agustus, Ini Dampak yang Diakibatkan

15 Juli 2021, 17:29 WIB
Fenomena Alam Aphelion Bakal Terjadi hingga Agustus, ini daftar Penyakit yang Diakibatkan /Screenshot Arabnews/

JURNAL MEDAN - Belum lama ini, fenomena alam Aphelion di Indonesia beredar luas di media sosial. Di mana disebutkan bahwa akan terjadi kondisi suhu dingin akibat posisi matahari yang sangat jauh dari bumi atau biasa disebut fenomena alam Aphelion.

Fenomena alam Aphelion bakal terjadi hingga Agustus, berikut ini daftar penyakit yang diakibatkan.

Apa itu fenomena alam Aphelion? dan bagaimana dampakanya?

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa posisi matahari memang berada pada titik jarak terjauh dari bumi (aphelion).

Tapi, kondisi tersebut tidak berpengaruh banyak pada fenomena atmosfer permukaan. Aphelion merupakan fenomena astronomis yang terjadi setahun sekali pada kisaran bulan Juli.

"Sementara itu, pada waktu yang sama, secara umum wilayah Indonesia berada pada periode musim kemarau. Hal ini menyebabkan seolah aphelion memiliki dampak yang ekstrem terhadap penurunan suhu di Indonesia," kata Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal.

Baca Juga: FAKTA Sebenarnya tentang Fenomena Aphelion Menurut LAPAN, Cuaca Dingin Bakal Terjadi Hingga Agustus?

Herizal menuturkan, fenomena ini merupakan hal yang biasa terjadi tiap tahun. Bahkan, kata dia, hal ini pula yang nanti dapat menyebabkan beberapa tempat seperti di Dieng dan dataran tinggi atau wilayah pegunungan lainnya, berpotensi terjadi embun es (embun upas) yang dikira salju oleh sebagian orang.

Ia mengatakan, sebetulnya, fenomena suhu udara dingin merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau (diperkirakan Juli-September).

Saat ini wilayah Pulau Jawa hingga NTT menuju periode puncak musim kemarau. Periode ini ditandai pergerakan angin dari arah timur, yang berasal dari Benua Australia.

Lebih lanjut, ia menjelaskan adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia atau dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia.

“Angin monsun Australia yang bertiup menuju wilayah Indonesia melewati perairan Samudera Indonesia yang memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih dingin, sehingga mengakibatkan suhu di beberapa wilayah di Indonesia terutama bagian selatan khatulistiwa (Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara) terasa juga lebih dingin,” kata Herizal.

Baca Juga: Keutamaan Puasa Arafah : Dapat Menghapus Dosa 2 Tahun

Selain dampak angin dari Australia, berkurangnya awan dan hujan di Pulau jawa hingga Nusa Tenggara turut berpengaruh ke suhu yang dingin di malam hari.

Sebab, tidak adanya uap air dan air menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer.

Tak hanya itu, langit yang cenderung bersih awannya (clear sky) akan menyebabkan panas radiasi balik gelombang panjang ini langsung dilepas ke atmosfer luar.

“Sehingga kemudian membuat udara dekat permukaan terasa lebih dingin terutama pada malam hingga pagi hari. Hal ini yang kemudian membuat udara terasa lebih dingin terutama pada malam hari," tandasnya.***

 

Editor: Marzuki Manurung

Tags

Terkini

Terpopuler