JURNAL MEDAN - Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menilai Presidential Threshold (PT) atau ambang batas pencalonan presiden nol persen bakal sulit terwujud.
Alasannya karena partai-partai besar seperti PDIP, Golkar dan Gerindra kemungkinan besar tidak ingin PT turun atau dihilangkan menjadi 0 persen.
Menurut Ujang Komarudin, jika PT 20 persen tetap dilakukan di Pilpres dan Pemilu 2024, maksimal hanya akan memunculkan 4 pasang calon capres-cawapres.
"Tingginya PT 20 persen itu, hanya memungkinkan orang-orang tententu yang bisa jadi capres-cawapres," kata dia di kanal YouTube Ujang Komarudin Channel, Minggu 26 Desember 2021.
"Jika PT 20 persen, hanya memunculkan 4 pasang. Bahkan 2019 lalu 2 pasang," sambungnya.
Ujang tak menampik, jika saat ini banyak masyarakat protes dalam persoalan PT 20 persen, dan meminta agar diturunkan menjadi 0 persen.
"Masyarakat memprotes persoalan PT 20 persen, masyakat meminta PT 0 persen," ungkapnya.
Lebih lanjut, Ujang Komarudin menyoroti jika PT menjadi 0 persen dan dipastikan akan merugikan partai-partai besar yakni PDIP, Golkar dan Gerindra.
"Bagaimana meresponnya, tentu partai besar PDIP nggak mau kalau PT 0 persen tidak akan berperan dalam kontes menentukan capres dan cawapres," tegasnya.
"Kalo 0 persen partai besar akan kehilangan pengaruh dan perannya dalam menentukan capres-cawapres," lanjutnya.
Keuntungan jika PT 0 persen, menurut Ujang Komarudin, akan menjadi peluang kemenangan bagi partai-partai kecil.
Baca Juga: 9 Drakor Tahun 2021 yang Wajib Ditonton Untuk Mengisi Liburan Akhir Tahun
"Partai kebil bisa menang (di Pilpres dan Pemilu 2024) dan bisa mengusung capres-cawapres dan bisa mengalahkan partai besar," bebernya.
"Kalau bisa PT 0 persen bagus, banyak calon. Jadi partai kecil bisa menang di kontestasi Pilpres 2024," tutupnya. ***