JURNAL MEDAN - Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menanggapi pernyataan Anies Baswedan yang disebut antitesis Jokowi.
Isu Anies Baswedan antitesis Jokowi diungkapkan politikus Nasdem Zulfan Lindan awal pekan ini sehingga memicu tanggapan dari Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Mardani Ali Sera menilai pernyataan Zulfan Lindan dengan menyebut Anies Baswedan antitesis Jokowi merupakan penilaian yang harus dilakukan rakyat.
Menurut dia, sosok kepemimpinan Anies selama ini membawa angin perubahan. Anies juga bekerja dengan konsep dan sistematis.
Semua kebijakan Anies didesain dengan seksama dan integratif. Sehingga ia membuat masyarakat merasa diajak dengan menjadikan Jakarta Kota Kolaborasi.
"Apakah antitesis Pak @jokowi, biar rakyat yg menilai," tulis Mardani di akun Twitter-nya, Kamis, 13 Oktober 2022.
Sementara itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menilai pernyataan Anies Baswedan antitesis Jokowi yang diungkapkan Zulfan Lindan sebagai etika politik.
Baca Juga: DPP Belum Ada Sikap, PPP Banda Aceh Dukung Anies Baswedan Sebagai Bakal Capres, KIB Terus Digocek?
NasDem sebagai partai yang mendukung pemerintahan Jokowi seharusnya tidak mengungkapkan hal seperti itu karena bakal menimbulkan persoalan.
"Ini menimbulkan persoalan tata pemerintahan dan etika politik yang sangat serius," kata Hasto kepada wartawan, Kamis, 13 Oktober 2022.
Hasto menuturkan, dilihat secara etika politik dan pemerintahan, pernyataan antitesis Jokowi seperti mempertanyakan komitmen Nasdem berada di barisan koalisi pemerintah.
"Apakah dukungan Nasdem terhadap Anies yang dikatakan antitesa Presiden Jokowi," kata Hasto.
Baca Juga: Luncurkan Karya Bersama Elvy Sukaesih, Rhoma Irama Tiba-tiba Bicara Soal Wasiat dan Ajal
Sosok Jokowi sebenarnya juga pernah disebut antitesis dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang merupakan Presiden RI 2004-2014.
Namun sebelum itu SBY sebenarnya juga dianggap antitesis Megawati Soekarnoputri yang menjabat Presiden RI sebelumnya periode 2001-2004.
Teori antitesis kepemimpinan ini pernah diungkapkan oleh Direktur Program Pemberdayaan SDM Strategis PPSDM Drs Musholi pada tahun 2012.
Ketika itu Musholi menggelar acara National Leadership Camp (NLC) di Gedung P4TK, Lenteng Agung, Jakarta, yang diikuti mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri (PTN).
Musholi memuji Jokowi sebagai sosok yang merupakan antitesis pemimpin yang ada saat itu yakni cenderung arogan dan birokratis.
Tanpa menyebut nama pemimpin yang dimaksud, pernyataan Musholi bisa merujuk SBY. Kebetulan pada waktu itu Jokowi akan maju sebagai calon Gubernur DKI.
Jokowi akhirnya berhasil memenangkan Pilkada DKI 2012 dengan menjadi Gubernur hingga dua tahun kemudian ikut Pilpres dan menjadi Presiden RI.
Ketika itu Jokowi menawarkan hal-hal baru sebagai pemimpin. Jokowi jauh berbeda dari SBY yang dikenal elitis.
Jokowi melakukan blusukan hingga kampanye yang menyentuh rakyat kecil. Hal-hal yang tidak terlihat selama SBY menjadi presiden.
"Jokowi merupakan sosok langka di negeri ini," ujar Musholi pada waktu itu. ***