Mendagri Pastikan Ketersediaan Hewan Kurban Terpenuhi Jelang Idul Adha 2023

20 Juni 2023, 00:05 WIB
Mendagri pastikan ketersediaan hewan kurban di idul Adha 2023 /Ahmad Fiqi Purba/Jurnal Medan/Jurnal Medan

JURNAL MEDAN - Mendagri Tito Karnavian memastikan ketersediaan stok hewan kurban perayaan Iduladha terpenuhi.

Hal ini disampaikan Mendagri saat Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah yang berlangsung secara hybrid dari Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Senin, 19 Juni 2023.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan) saat ini jumlah ketersediaan hewan kurban baik sapi maupun kambing secara keseluruhan mencapai 2,7 juta ekor.

Baca Juga: Airlangga Disarankan Maju Capres, Elektabilitas Ada, Kekuatan Politik Ada, Sosok Cawapres Sangat Menentukan

Sedangkan jumlah hewan kurban yang diperlukan hanya sekitar 1,7 juta ekor.

Dengan demikian, dapat disimpulkan stok hewan kurban untuk perayaan Iduladha tahun ini mengalami surplus.

"Jadi, prinsipnya cukup cuma permasalahannya ketersebarannya yang kita tidak tahu, mungkin ada daerah-daerah yang mungkin minus, mungkin, tidak semua sama kadang-kadang secara nasional," kata Mendagri.

Karena itu, Mendagri menekankan kepada pemerintah daerah (Pemda) agar memperhatikan dan menghitung jumlah hewan kurban yang dibutuhkan saat perayaan Iduladha berlangsung.

Baca Juga: Persis Sebut Pesantren Al Zaytun Harusnya Sudah Dibekukan, Pahamnya Jelas Menyimpang dan Penafsiran Seenaknya

"Mungkin menjadi perhatian rekan- rekan kepala daerah untuk menghitung jumlah sapi, kerbau, kambing, domba. Dinas pertanian terutama, ini di tiap-tiap kabupaten kota dan provinsi, berapa kebutuhannya dan berapa yang tersedia," ujarnya.

Untuk masalah pendistribusian hewan kurban, Mendagri mengimbau agar dibangun kerja sama yang baik antardaerah dan pengusaha ternak.

Hal ini sebagai upaya agar nantinya tercipta jalur pendistribusian hewan ternak dengan benar.

"Sehingga nanti bisa mendorong kerja sama antardaerah memberitahu pengusaha peternak untuk mengambil dari daerah-daerah yang surplus ke daerah yang defisit," pungkas Mendagri.

Baca Juga: Penjelasan Post dan Mid Credit Scene Transformers: Rise of the Beasts, Simak Sinopsis Filmnya

Di lain sisi, Mendagri juga meminta Pemda mewaspadai penyakit mulut dan kuku (PMK) yang dapat menyerang hewan kurban.

PMK adalah penyakit infeksi virus yang bersifat akut dan sangat menular. Penyakit ini umumnya menyerang semua hewan seperti sapi, kerbau, babi, kambing, dan domba.

"Intinya bahwa untuk Iduladha ini kita perlu mengatensi hewan kurban yang berpenyakit, karena masih ada penyakit mulut dan kuku di 17 provinsi yang belum sembuh itu adalah sebesar 20.029 ekor, jadi jangan sampai nanti jadi kurban kemudian bermasalah," katanya.

Mendagri mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat untuk lebih jeli dan berhati-hati dalam melihat kesehatan hewan kurban yang ingin disembelih.

Baca Juga: Nonton Download One Piece Episode 1066 Sub Indo. Spoiler dan Jadwal Rilis Anime di Bstation, Kapan Tayang?

"Penyakit kulit ini yang terjadi di Pulau Jawa, ini supaya tidak kemudian menyebar penyakitnya, kalau dijadikan hewan kurban, disatukan dengan yang lain bisa menjadi masalah juga," tegasnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Nasrullah mengungkapkan, untuk mengendalikan penyebaran penyakit PMK pihaknya telah melakukan karantina dan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui apakah hewan tersebut layak dikonsumsi oleh masyarakat.

"Dipastikan bahwa hewan itu telah kita karantina beberapa waktu kemudian dipastikan telah dilakukan sampling, seminimal mungkin kita berikan agar tidak terjadi cost tambahan untuk pemeriksaan sehingga dipastikan hewan tersebut aman untuk dikonsumsi," ujarnya.

Guna meningkatkan kualitas kesehatan hewan kurban, Nasrullah menyebutkan, pihaknya telah memasang semacam tanda di telinga hewan.

Baca Juga: Caleg Pendatang Baru PKB Langsung Gaspol Usai Tahu Putusan MK Sistem Pemilu 2024 Proporsional Terbuka

Tanda tersebut memiliki barcode yang berguna untuk mengetahui apakah hewan tersebut sudah divaksinasi atau belum. Dengan begitu, diharapkan dapat mengurangi risiko penyebaran penyakit PMK.

"(Barcode) itu bisa dicek kepemilikannya siapa, dari kabupaten sampai desa mana, (apakah) ternak tersebut sudah divaksinasi apa belum itu terdata lewat barcode yang ada di telinga setiap hewan. Jadi lewat pos distribusi dapat melakukan pengecekkan, sehingga aman perjalanan hewan kurban kita dan dari segi risiko penyakit yang ada," ujar Nasrullah. ***

Editor: Arif Rahman

Tags

Terkini

Terpopuler