Network
JURNAL MEDAN - Wakil Ketua Komisi IV Dedi Mulyadi mengatakan pemerintah perlu menggunakan pendekatan kearifan lokal dalam menyelesaikan masalah pertanian.
Dedi melihat hal tersebut karena sepanjang tahun 2020 sektor pertanian Indonesia masih saja menghadapi berbagai masalah seperti kelangkaan pupuk subsidi, ekspor dan impor beras, dan minimnya infrastruktur pertanian.
Pendekatan kearifan lokal adalah pendekatan yang memanfaatkan pengetahuan, budaya, dan tradisi bercocok tanam berdasarkan situasi dan kondisi geografis petani setempat, sehingga para petani bisa menjadi lebih berdaya dan mandiri.
Baca Juga: Komisi II Usulkan Pilkada Tahun 2022, Ujang Komarudin: Sangat Rasional dan Beralasan
"Selain pendekatan akademik, kearifan lokal harus diutamakan dalam menyelesaikan masalah pertanian di Indonesia. Kalau paradigma tidak diubah, bagaimana kita lolos dari tantangan ini? Kalau salah pendekatan, nanti jadi salah paham, lalu jadi salah eksekusi," kata Dedi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin, 25 Januari 2021.
Dedi menyarankan beberapa pengadaan dalam program kerja Kementan tahun 2021 perlu dialihkan menjadi program bantuan keuangan. Tujuannya agar masyarakat dan petani lebih aktif menemukan solusi secara mandiri.
"Mengapa tidak dibuat pola bantuan keuangan saja? Akan lebih baik, memberi bantuan berupa dana untuk program yang berdayakan masyarakat tani setempat yang sudah berjalan? Dampaknya, birokrasi jadi lebih sederhana, perputaran ekonomi di masyarakat lebih cepat berputar. Keuntungannya pun jadi lebih terserap ke masyarakat, bukan ke pengusaha tertentu," jelas Dedi.
Baca Juga: Trend Pariwisata Bergeser Akibat Pandemi, BPO Danau Toba Perkuat Promosi ke Wisatawan Lokal
Berdasarkan paparan Mentan Syahrul Yasin Limpo saat Rapat Kerja dengan Komisi IV pada Senin, 25 Januari 2021, terdapat lima program Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Kementan tahun 2021 guna mencegah timbulnya kekhawatiran soal produksi, distribusi, dan akses pangan.
