Sejak Program Vaksinasi Dimulai Presiden Jokowi, Hoaks Terkait Vaksin Terus Meningkat

- 27 Januari 2021, 07:35 WIB
Presiden Jokowi disuntik vaksin Sinovac.
Presiden Jokowi disuntik vaksin Sinovac. /YouTube Sekretariat Presiden

JURNAL MEDAN - Sub Direktorat Pengendalian Konten Internet Ditjen Aptika, Kementerian Kominfo, menyatakan terdapat 1.387 isu hoaks yang tersebar di berbagai platform digital dalam setahun terakhir atau sejak Januari 2020.

Meski demikian, catatan utama dari peningkatan hoaks belakangan ini adalah terkait program vaksinasi yang dimulai sejak Presiden Jokowi menjadi orang yang diberi vaksin di Indonesia.

"Peredaran hoaks soal vaksin Corona melonjak setelah program vaksinasi Covid-19 dimulai pada 13 Januari lalu. Pasca Program vaksinasi Covid-19 di Indonesia dilaksanakan, berbagai hoaks atau informasi menyesatkan beredar di masyarakat," kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel A. Pangerapan di Media Center KPC PEN, Selasa, 26 Januari 2021.

Baca Juga: Ditetapkan Tersangka Rasisme, Ambroncius Nababan Terancam 5 Tahun Penjara

Salah satu hoaks yang beredar menyebutkan adanya alat pelacak di barcode di vaksin Covid-19. Faktanya, barcode pada kemasan vaksin adalah untuk melacak distribusi vaksin.

Pelacakan tidak terdapat pada tubuh orang yang disuntik vaksin, melainkan pada kemasan. Kominfo tegas menandai informasi itu sebagai hoaks.

Selain itu, ada hoaks yang menyatakan jumlah kematian akibat Covid-19 disembunyikan, vaksin sebabkan kematian, hingga vaksin yang memiliki chip 5G.

"Kami berharap pada masyarakat agar menggunakan ruang digital kita secara sehat, secara cerdas, dan secara bermanfaat," ujar Dirjen Aptika.

Baca Juga: Viral! Ditonton 6,5 Juta Kali di TikTok, Video Masjid Terendam Banjir, Tapi Airnya Bening

Halaman:

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x