Dalam Poto tersebut SBY yang didampingi Ibu Ani, memberikan ucapan selamat terhadap Moeldoko.
Diketahui pada tahun 2013, SBY yang kala itu masih menjadi Presiden Indonesia yang ke-6 mengangkat Jendral Moeldoko menjadi Panglima TNI menggantikan Laksamana Agus Suhartono di Istana Negara Jakarta.
Presiden SBY lantik Jenderal Moeldoko sbg Panglima TNI & Letjen Budiman sbg Kepala Staf Angkatan Darat yg baru. pic.twitter.com/7Y1rUFmpJv— S. B. Yudhoyono (@SBYudhoyono) August 30, 2013
Pengangkatan Moeldoko sebagai Panglima TNI melalui keputusan Presiden RI Nomor 51/TNI/Tahun 2013 menetapkan, memberhentikan dengan hormat Moeldoko dari jabatan KSAD. Kemudian Presiden Mengambil sumpah Jendral Moeldoko sebagai Panglima TNI.
SBY mengajukan Meoldoko untuk menggantikan Panglima TNI saat itu. Pada saat itu Moeldoko diajukan ke DPR sebagai calon tunggal.
Baca Juga: Kunjungi KSAD, Listyo Sigit: Sinergitas TNI-Polri Hukumnya Wajib
“Dalam surat tersebut Presiden hanya mengajukan satu nama, yakni Jendral Moeldoko,” kata Wakil DPR saat itu, Priyo Budi Santoso di Gedung DPR, Selasa 30 Juli 2013.
Pada saat itu Moeldoko hanya 3 bulan menjabat sebagai KSAD, terpendek dalam sejarah militer. Hal ini membuat KONTRAS mengkritik kepusan SBY sebagai presiden.
“Dari segi hak asasi manusia dia (Moeldoko ) tidak bermasalah. Artinya kita setuju saja. Tapi dalam prosesnya akan lebih baik kalau Presiden memberi variasi ke DPR,” kata koordinator Kontras, Haris Azhar dikantornya, Kamis, 01 Agustus 2013.
“Dalam pengajuan itu, Presiden bisa menyampaikan siapa yang menjadi prioritas. Tapi jika hanya Moeldoko akan muncul kesan politis yang kental dimata publik,” tambahnya.***