KILAS BALIK: Presiden SBY Lantik Jenderal Moeldoko Sebagai Panglima TNI, Baru Tiga Bulan Jadi KASAD

- 3 Februari 2021, 07:30 WIB
Potret SBY saat melantik Moeldoko menjadi Panglima TNI.
Potret SBY saat melantik Moeldoko menjadi Panglima TNI. /Twitter @SBYudhoyono

JURNAL MEDAN - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, menjadi perbincangan dijagat maya, pasalnya mantan Panglima TNI itu dikaitkan dengan isu kudeta terhadap kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

AHY dalam siaran persnya, pada Senin 01 Feruari 2021 menyebut adanya gerakan oleh orang dalam lingkaran Presiden Joko Widodo yang ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat darinya.

Meski tak menyebutkan nama. Namun, melalui akun media sosial, sejumlah petinggi Demokrat secara jelas menyebutkan bahwa orang yang dimaksud adalah Moeldoko.

Baca Juga: Terima Suntikan Vaksin Sinovac Dosis Kedua, Edy Rahmayadi: Saya Baik-baik Saja, Masyarakat Jangan Takut

Setelah beredarnya berita tersebut, rekam jejak Moeldoko pun kembali diungkap. Foto-foto Moeldoko ketika diangkat SBY sebagai Panglima TNI kembali dimunculkan.

Pada akun twitternya, Jansen Sitindon bekomentar terhadap unggahan SBY ketika melantik Moeldoko menjadi Panglima TNI.

“Walau saya telat mengucapkannya, selamat Jendral atas diangkatnya menjadi Panglima TNI,” sindir Jansen Sitindon.

Sebelumnya, SBY di akun twitternya @SBYYudoyono pada 30 Agustus 2013, menguggah poto dirinya saat melantik Moeldoko sebagai panglima TNI.

Baca Juga: Jenderal Moeldoko dan Kisah Jam Tangan Seharga Rp1 Miliar 'KW' yang Kembali Muncul dalam Isu 'Kudeta' Demokrat

Dalam Poto tersebut SBY yang didampingi Ibu Ani, memberikan ucapan selamat terhadap Moeldoko.

Diketahui pada tahun 2013, SBY yang kala itu masih menjadi Presiden Indonesia yang ke-6 mengangkat Jendral Moeldoko menjadi Panglima TNI menggantikan Laksamana Agus Suhartono di Istana Negara Jakarta.

 

Pengangkatan Moeldoko sebagai Panglima TNI melalui keputusan Presiden RI Nomor 51/TNI/Tahun 2013 menetapkan, memberhentikan dengan hormat Moeldoko dari jabatan KSAD. Kemudian Presiden Mengambil sumpah Jendral Moeldoko sebagai Panglima TNI.

SBY mengajukan Meoldoko untuk menggantikan Panglima TNI saat itu. Pada saat itu Moeldoko diajukan ke DPR sebagai calon tunggal.

Baca Juga: Kunjungi KSAD, Listyo Sigit: Sinergitas TNI-Polri Hukumnya Wajib

“Dalam surat tersebut Presiden hanya mengajukan satu nama, yakni Jendral Moeldoko,” kata Wakil DPR saat itu, Priyo Budi Santoso di Gedung DPR, Selasa 30 Juli 2013.

Pada saat itu Moeldoko hanya 3 bulan menjabat sebagai KSAD, terpendek dalam sejarah militer. Hal ini membuat KONTRAS mengkritik kepusan SBY sebagai presiden.

“Dari segi hak asasi manusia dia (Moeldoko ) tidak bermasalah. Artinya kita setuju saja. Tapi dalam prosesnya akan lebih baik kalau Presiden memberi variasi ke DPR,” kata koordinator Kontras, Haris Azhar dikantornya, Kamis, 01 Agustus 2013.

“Dalam pengajuan itu, Presiden bisa menyampaikan siapa yang menjadi prioritas. Tapi jika hanya Moeldoko akan muncul kesan politis yang kental dimata publik,” tambahnya.***

Baca Juga: Truk Trailer Terbakar di Tol Japek KM 19, Lalu Lintas Sempat Macet

Editor: Sunardi Panjaitan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah