Popularitas AHY Tak Sehebat SBY, Pengamat Politik: Demokrat Sulit Dongkrak Suara Pemilih

- 26 Februari 2021, 16:10 WIB
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberikan keterangan pers di Jakarta, Senin, 1 Februari 2021), tentang adanya upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa yang melibatkan pejabat pemerintah / Foto: Muhammad Adimaja / Antara
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberikan keterangan pers di Jakarta, Senin, 1 Februari 2021), tentang adanya upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa yang melibatkan pejabat pemerintah / Foto: Muhammad Adimaja / Antara /

JURNAL MEDAN - Pengamat politik Indo Barometer M. Qodari mengatakan Partai Demokrat kehilangan sosok dan figur yang kuat untuk memimpin partai.

Saat ini, kata dia, Partai Demokrat dipimpin oleh Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang memiliki popularitas menengah.

Qodari kemudian membandingkan popularitas Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat dulu menjadi ketum Demokrat yang mampu mendongkrak suara pemilih dan menjadi presiden dua periode.

Baca Juga: Presiden Jokowi Bicara Kedaulatan dan Kemandirian Digital

"AHY populer, iya surveinya memang nongol, tapi kan jauh dibandingkan dengan SBY tahun 2003, 2004, 2009, yang lalu," kata Qodari kepada wartawan, Jumat, 26 Februari 2021.

Persoalan popularitas dan sosok kepemimpinan inilah yang menurut Qodari menjadi masalah utama Demokrat sekarang.

Itu sebabnya muncul isu kudeta yang disebut-sebut berasal dari internal maupun eksternal Demokrat.

Bahkan munculnya wacana Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko sebagai Ketum Demokrat yang didampingi Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) membuktikan persoalan internal tak kunjung selesai.

Baca Juga: Penanganan Covid-19 Prioritas Utama Bobby Nasution Usai dilantik Sebagai Walikota Medan

"[...] Memang di dalam internal Partai Demokrat itu sendiri terjadi semacam dualisme kepemimpinan, dalam pengertian bahwa ada kelompok-kelompok yang sedari awal sesungguhnya melihat bahwa yang lebih pantas, lebih cocok menjadi pimpinan PD itu adalah Ibas," jelas Qodari.

Situasi ini tentu berbahaya bagi masa depan Partai Demokrat. Qodari menyarankan partai pemenang Pemilu 2009 ini fokus ke birokrasi internal dan kelembagaan partai ketimbang meributkan ketum atau sosok pemimpin.

"Popularitas pribadi AHY yang papan tengah itu sulit untuk bisa mendongkrak suara Partai Demokrat seperti dulu dilakukan SBY. Jadi kalau diharapkan dengan popularitas papan tengah AHY bisa mendongkrak kemenangan PD itu jauh panggang daripada api. Itu sebuah fatamorgana," tegasnya. ***

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah