Dukung Larangan Mudik, MUI: Jangan Sampai Suasana Gembira Berujung Malapetaka

- 7 Mei 2021, 16:51 WIB
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Anwar Abbas mengomentari perihal ledakan bom di Gereja Katedral Makassar pada Minggu 28 Maret 2021.
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Anwar Abbas mengomentari perihal ledakan bom di Gereja Katedral Makassar pada Minggu 28 Maret 2021. /ANTARA/Anom Prihantoro


JURNAL MEDAN - Mendukung keputusan pemerintah dalam pelarangan mudik Lebaran tahun 2021, Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta masyarakat khususnya umat Islam yang akan merayakan Idulfitri agar mampu menahan diri.

Wakil Ketua Majelis MUI Anwar Abbas menilai, kebijakan pemerintah tersebut sudah sesuai dengan prinsip yang ada di ajaran agama Islam. "Dunia ilmu menyatakan dalam situasi COVID-19 kita harus mentaati protokol kesehatan. Dalam agama, kita tidak boleh mencelakakan diri kita. Kita disuruh agama untuk menghindari hal-hal yang akan membuat diri kita celaka dan binasa," ujar Anwar saat dikonfirmasi wartawan, Jumat, 7 Mei 2021.

Sekjen MUI periode 2015-2020 itu lantas menegaskan, jangan sampai suasana Lebaran berubah menjadi malapetaka ketika memaksakan diri untuk pulang kampung.

Baca Juga: Hati-Hati dengan Pasangan Kalian, Ini 5 Zodiak yang Mampu Deteksi Kebohongan

"Kan orang yang terkena virus banyak yang OTG (orang tanpa gejala). Jadi maksud hati untuk menggembirakan orang tua tetapi takutnya karena OTG malah menjadi malapetaka. Jadi gembira berujung tangis. Saya takut sekali," kata Anwar. 


Menurutnya, anjuran pemerintah terkait pelarangan mudik bertujuan menciptakan perlindungan bagi orang banyak.

"Maka ini wajib betul untuk dipatuhi. Kalau ada yang tidak patuh, jangan karena mementingkan diri sendiri atau satu keluarga kemudian satu kampung terbentuk klaster baru," tegas ulama asal Sumatera Barat itu.

Baca Juga: Penumpang Positif Covid-19 Lolos Terbang, DPR 'Kepret' Angkasa Pura I

Lebih lanjut, Anwar pun memberi contoh kasus lonjakan di India yang kondisinya mengkhawatirkan. Dimana COVID-19 merajalela usai masyarakat mengikuti kegiatan keagamaan atau festival Kumbh Mela yang diikuti jutaan orang.

"Saat ini dunia kirim bantuan ke India, kan mengerikan sekali. Ini juga karena kita akan Idulfitri dan ada acara silaturahim biasanya kalau seandainya protokol medis tidak diperhatikan dan larangan pemerintah tidak dihiraukan ya saya benar-benar takut terjadi peristiwa di Indonesia," cerita Anwar. 

Halaman:

Editor: Ahmad Fiqi Purba


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah