7 Fakta Menarik Sejarah dan Peristiwa Hari Lahir Pancasila 1 Juni

- 31 Mei 2021, 11:54 WIB
Sejarah peringatan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila
Sejarah peringatan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila /Ahmad Fiqi Purba/Pixabay/Bambang Hermawan/Aksara Jabar

Setelah rezim Orde Baru berkuasa, dilakukan proyek “de-Soekarnoisasi” untuk menghilangkan jejak Bung Karno dari ingatan bangsa Indonesia. Mengutip buku Membongkar Manipulasi Sejarah oleh Asvi Warman Adam (2009), sejak 1970 peringatan Hari Lahir Pancasila dilarang oleh Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib).

Baca Juga: Kode Redeem ML 31 Mei 2021: Buruan Klaim, Siapa Cepat Dia Dapat

Hal ini terus berlanjut hingga berakhirnya masa Orde Baru. Saat diorama Monas dirancang sebelum 1965, terdapat diorama Hari Lahir Pancasila 1 Juni. Namun saat pembangunannya rampung pada 1970 diorama tersebut dihilangkan.

Mengutip Peranan Soekarno Dari Menggali Hingga Penetapan Pancasila Sebagai Dasar Negara karya Satria Janisar (2018) sejarawan Orde Baru, Nugroho Notosusanto juga mengajukan pendapat bahwa Mohammad Yamin-lah yang sebenarnya “menemukan” Pancasila.

Kemudian pada 2016 Presiden Jokowi melalui Keputusan Presiden (Kepres) No 24 Tahun 2016 menetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila sekaligus hari libur nasional.

Baca Juga: Diskominfo Jabar Adopsi Layanan Cloud AWS Kembangkan Aplikasi Layanan Masyarakat

4. Presiden RI Ir Soekarno mendapa Ide Pancasila di bawah Pohon

Ide Pancasila lahir saat Bung Karno dalam pengasingan di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT). Saat itu, beliau menemukan ide Pancasila saat dibawah sebuah pohon sukun.  Usulan "Panca Sila" Bung Karno pun akhirnya diterima oleh BPUPKI.

5. Ada Andil Panitia Sembilan

Pancasila yang kita kenal sekarang juga merupakan andil dari Panitia Sembilan yang membahas lebih jauh Pancasila yang diusulkan Bung Karno. Kemudian lahirlah Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945, yang menjadi asal-usul Pancasila. Dahulu bunyi sila pertama versi Panitia Sembilan itu "Ketuhanan dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam....". Tapi pada akhirnya diganti menjadi "Ketuhanan yang Maha Esa" karena permintaan wakil masyarakat Indonesia Timur. 

Halaman:

Editor: Ahmad Fiqi Purba


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah