JURNAL MEDAN - Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra Fadli Zon megatakan, ada pihak yang ingin memanfaatkan wacana masa jabatan Presiden 3 periode.
Fadli Zon menduga ada yang memanfaatkan wacana jabatan Presiden 3 periode untuk mencari proyek.
Menurut Fadli Zon, masa jabatan Presiden maksimal 2 periode sudah benar, sesuai dengan semangat perubahan dan demokrasi.
Baca Juga: Pendaftaran PPDB SD DKI Jakarta Dimulai Hari Ini, Senin 21 Juni 2021: SMP dan SMA Dibuka 28 Juni
Hal itu dikatakan Fadli melalui akun twitternya dikutip pada Senin, 21 Juni 2021.
"Sdh benar pembatasan masa jabatan Presiden maksimal 2 kali. Sesuai semangat perubahan n demokrasi. Klu hasil 2 periode baik, tinggal dilanjutkan penggantinya. Kalau 2 periode kacau n berantakan, diperbaiki Presiden baru," kata Fadli Zon
"Di luar itu,mungkin ada yg cari kesempatan n cari proyek," sambung Fadli Zon.
Baca Juga: Sinopsis Uttaran di ANTV Senin 21 Juni 2021 : Meethi Menandatangani Surat Cerai
Sdh benar pembatasan masa jabatan Presiden maksimal 2 kali. Sesuai semangat perubahan n demokrasi. Klu hasil 2 periode baik, tinggal dilanjutkan penggantinya. Kalau 2 periode kacau n berantakan, diperbaiki Presiden baru. Di luar itu,mungkin ada yg cari kesempatan n cari proyek.— FADLI ZON (Youtube: Fadli Zon Official) (@fadlizon) June 21, 2021
Sementara itu, Wasekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon mengatakan wacana jabatan Presiden 3 periode akan menjadikan penguasa bertindak sewenang-wenang.
"[...] semakin lama orang berkuasa akan semakin sewenang-wenang dan tak ada kata puas," kata Jansen di akun Twitter-nya, Minggu 20 Juni 2021.
Jansen meminta masyarakat berkaca kepada sejarah dan melihat berkali-kali koreksi dilakukan terhadap konstitusi Indonesia.
Semua itu, kata dia, semata-mata dilakukan untuk membatasi masa jabatan presiden.
"Itu maka pengawasan paling efektif bukan “chek and balances” dll namun dgn membatasi masa jabatan itu sendiri," ujarnya.
Baca Juga: 10 Langkah Cara Pasang Aplikasi X8 Speeder Apk Tanpa Iklan, Berikut Link Download
Jansen juga mengingatkan bahwa tidak ada urgensi Indonesia menggulirkan wacana Presiden 3 periode kecuali semata-mata hanya motif kekuasaan.
"Tak ada urgensi sama sekali selain motif kekuasaan [...] mengotak-atik konstitusi apalagi dimasa covid ini termasuk bagi yg menyuarakannya.".
"Lebih baik dukung pemerintah yg skrg selesaikan masa jabatannya dgn husnul khotimah, turun terhormat madeg pandito ratu," ujarnya.