"Konsekuensinya ya alami saja. Yang kuat, menang. Yang lemah, babak belur," sambungnya.
Dengan penilaiannya itu, Reza Indaragiri Amriel menegaskan pasti ada hal pendahuluan yang membuat Napoleon Bonaparte menyerang Muhammad Kece.
"Kedua, saya tak membenarkan penganiayaan. Tapi sulit membayangkan bahwa sekonyong-konyong ada satu tahanan yang menyerang tahanan lain tanpa peristiwa pendahuluan," tegas Reza.
"Jadi, coba mundur satu dua episode adakah kemungkinan MK (Muhammad Kace) melakukan tindak-tanduk yang provokatif terhadap tahanan lain sehingga terjadi penyerangan balik terhadap dirinya," lanjutnya.
Mengutip pengakuan Bareskrim Polri, Reza Indaragiri Amriel menuturkan, Muhammad Kace pun tak mengalami luka serius setelah mendapat penganiayaan dari Napoleon Bonaparte.
"Menurut Kabareskrim, sebagaimana diwartakan media, berdasar hasil pengecekan yang dilakukan RS Polri Kramat Jati, tidak ada luka serius yang dialami MK," tutur Reza Indaragiri Amriel.
"Dari situ, terpikir oleh saya bahwa, walaupun kejadiannya menggemparkan, tapi jangan-jangan ini contoh partial malingering. Yaitu, seseorang mendramatisasi keluhan fisiknya sedemikian rupa sehingga terkesan ia mengalami penderitaan luar biasa," lanjut Reza Indaragiri Amriel menilai peristiwa itu.
"Tapi itu prison culture. Juga, cederanya, katakanlah, ada. Tapi, merujuk Kabareskrim, cedera itu sepertinya partial malingering. Alhasil, bahwa ruang tahanan perlu dikelola secara lebih baik, silakan saja. Tapi pada sisi lain, haruskah kejadian dimaksud memunculkan kehebohan yang amat sangat?," tutup Reza Indaragiri Amriel.