Rekrutmen Santri Oleh TNI-Polri Diapresiasi Sebagai Upaya Mengikis Paham Radikalisme

- 7 Desember 2021, 00:11 WIB
Rekrutmen Santri Oleh TNI-Polri Diapresiasi Sebagai Upaya Mengikis Paham Radikalisme
Rekrutmen Santri Oleh TNI-Polri Diapresiasi Sebagai Upaya Mengikis Paham Radikalisme /Facebook MI Maarif Padamenogoro/

JURNAL MEDAN - Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid mengapresiasi upaya rekrutmen santri oleh TNI-Polri.

Seperti diketahui mayoritas santri banyak berasal dari kalangan pesantren.
Selain pesantren, sumber santri yang direkrut juga berasal dari hafiz Alquran, hingga siswa berprestasi dalam ilmu agama lainnya.

"Ini juga sekaligus menghilangkan fitnah yang secara berkala, terang-terangan mengatakan pesantren itu dijadikan sarang radikal. Ini kan fitnah yang keji," ujar Habib Syakur dalam keterangannya, Senin 6 Desember 2021.

Baca Juga: Ini Starting dan Susunan Pemain Terbaik XI BRI Liga 1, Ada Nama Gelandang Bhayangkara FC Adam Alis

GNK juga memberikan dukungan terhadap rencana Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurrachman yang akan merekrut santri menjadi prajurit TNI.

Santri, kaya Habib Syakur, merupakan potensi besar bagi bangsa dan negara yang perlu dioptimalkan. Selain itu, rencana ini juga sebagai upaya mengikis fitnah miring yang kerap ditujukan terhadap pesantren.

Habib Syakur
Habib Syakur

"Padahal, sangat banyak pesantren-pesantren yang mengajarkan nasionalisme, mengajarkan cinta tanah air dan bangsa," kata Habib Syakur.

Selama ini banyak masyarakat terkesan melupakan fungsi dan peran besar dari pesantren.

Baca Juga: Pelaku UMKM dengan 4 Kriteria Ini Diminta Segera Mencairkan Banpres BPUM Rp1,2 Juta di Bank BRI

Sejak zaman sebelum dan sesudah kemerdekaan, hingga saat ini, fungsi dan peran pesantren sangat besar dalam menjaga keutuhan anak bangsa.

Meski demikian, Habib Syakur mengakui propaganda kelompok pemuja khilafah dan Wahabi masih cukup masif.

Kalangan ini, menurut Habib Syakur, diduga banyak mendirikan pendidikan berbasis Islam sehingga kurikulumnya perlu diawasi secara ketat.

"Sebab, dari segelintir pesantren yang mereka dirikan itu, patut diduga merusak nama pesantren secara umum yang selama ini kontribusinya pada bangsa dan negara tidak perlu diragukan lagi. Karena, kurikulumnya mungkin sangat berbeda dari kurikulum pesantren-pesantren di Indonesia, umumnya," jelas Habib Syakur.

Baca Juga: 5 Potret Seksi Anya Geraldine Pemeran Lidya yang Jadi Pelakor di Series 'Layangan Putus'

Kendati demikian, pesantren di Indonesia masih banyak yang mengajarkan nasionalisme, cinta tanah air dan bangsa. Serta pesantren yang khusus mengkaji masalah keislaman di Indonesia.

Aspek lainnya menurut Habib Syakur adalah menyarankan semua lulusan santri diikutkan dalam pelatihan dan pendidikan oleh TNI-Polri. Karena, bila santri hanya menjadi personil TNI-Polri saja, sangat disayangkan santri memutuskan keilmuannya.

Jika seluruh tamatan pesantren dididik oleh TNI-Polri, nanti mereka akan dikembalikan ke basisnya, yaitu menjadi pendakwah yang mengayomi dan mampu memecahkan sebuah masalah di tengah masyarakat, baik secara sosiologis mapun antropologis.

Baca Juga: Segera Cek Nama Kamu, Login bsu.bpjsketenagakerjaan.go.id Dapatkan BSU Gaji Rp1 Juta

"Jadi, setelah ikut pendidikan, mereka kembali lagi ke komunitasnya yaitu ke pesantren, ke masjid, sebagai pengayom umat. Saya rasa, kalau ini berjalan secara berkala, otomatis 80% radikalisme dan intoleran tidak lagi berkembang," ujarnya. ***

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah