"Terjadi pergeseran isu di media dari tuntutan mahasiswa menjadi kekerasan yang dilakukan massa. Pergeseran tersebut dinilai sebagai pengalihan isu," ujarnya dalam keterangan, Selasa, 12 April 2022.
Perubahan framing tersebut sangat disesalkan oleh Jamiluddin Ritonga.
Sebab, kata dia, media massa terkesan lebih menonjolkan kekerasan yang dilakukan massa daripada tuntutan yang diperjuangkan.
Kesannya, para pendemo sengaja di framing melakukan kekerasan, yang tidak sejalan dengan demokrasi.
Kesan tersebut, kata Jamiluddin, ingin ditanamkan kepada mahsiswa yang melakukan aksi.
Padahal, yang melakukan demo itu tidak semua mahasiswa. Karena itu, bisa saja yang melakukan aksi kekerasan itu orang-orang yang disusupkan untuk melakukan kekerasan.
"Tujuannya agar reputasi mahasiswa jatuh," kata Jamiluddin.
Lebih lanjut, para penyusup itu bisa saja agenda dari pihak-pihak yang tidak menghendaki mahasiswa demo.
Baca Juga: Spoiler One Piece 1047: Terungkap Alasan King Masih Hidup Padahal Ras Lunarian Telah Dimusnahkan