"Ulos itu buruan kolektor dunia. Mereka datang ke Toba mencari artefak dan kain peninggalan nenek moyang masyarakat Batak," ujarnya.
Selain itu, kampanye ulos di Bali hingga Danau Toba memiliki dampak besar bagi pengrajin.
Menurut Torang, kondisi ini menjadi semangat bagi pengrajin daerah Sumut untuk terus berkarya.
"Memperkenalkan ulos itu bukan tamu membeli ulos, tapi bagaimana memperkenalkan kekayaan Batak ke dunia," ucapnya.
Baca Juga: Kisah Jenderal Batak yang Paling Nekat, Berani Banting Pintu di Depan Presiden RI Pertama
"Saya lihat sejauh ini masyarakat Eropa dan AS yang banyak datang ke Batak. Jadi kita harus menjaga agar mereka datang ke Toba. Jadi bukan dari sisi kainnya, tapi bagaimana mereka suka dan senang dengan Batak dan Danau Toba," jelasnya.
Director of Marketing and Communications The Apurva Kempinski Bali, Danti Yuliandari, menyambut baik ide Torang Sitorus.
Pihaknya telah mewujudkan ide Torang Sitorus dengan menggelar berbagai acara di sejumlah lokasi di Indonesia.
Apalagi pandangan masyarakat dunia terhadap ulos semakin terbuka. Karena ulos juga telah bertransformasi sebagai kekayaan Indonesia.