JURNAL MEDAN - Perancang busana Torang Sitorus mengatakan kekayaan ulos di kehidupan masyarakat Batak sudah menjadi incaran dunia.
Saat ini, kata dia, wisatawan dari Eropa dan Amerika Serikat (AS) sudah demikian intensif mencari ulos sebagai buruan kolektor internasional.
Kekayaan ulos juga selalu bergandengan dengan keindahan Danau Toba. Menurut dia, inilah yang harus diperkenalkan ke seluruh dunia.
"Ulos ini kan kain yang proses pembuatannya rumit sekali. Nah, simbol masyarakat Batak dari lahir sampai meninggal adalah kain," ujar Torang Sitorus dalam webinar, Senin, 18 Juli 2022.
Salah satu cara yang ditempuh Torang Sitorus untuk memperkenalkan ulos dan pariwisata Danau Toba dengan menggandeng komunitas pariwisata.
Konsepnya, kata dia, menghubungkan Bali dengan Danau Toba.
Salah satu stakeholder yang diajak berkolaborasi adalah jaringan hotel The Apurva Kempinski Bali.
"Ulos itu buruan kolektor dunia. Mereka datang ke Toba mencari artefak dan kain peninggalan nenek moyang masyarakat Batak," ujarnya.
Selain itu, kampanye ulos di Bali hingga Danau Toba memiliki dampak besar bagi pengrajin.
Menurut Torang, kondisi ini menjadi semangat bagi pengrajin daerah Sumut untuk terus berkarya.
"Memperkenalkan ulos itu bukan tamu membeli ulos, tapi bagaimana memperkenalkan kekayaan Batak ke dunia," ucapnya.
Baca Juga: Kisah Jenderal Batak yang Paling Nekat, Berani Banting Pintu di Depan Presiden RI Pertama
"Saya lihat sejauh ini masyarakat Eropa dan AS yang banyak datang ke Batak. Jadi kita harus menjaga agar mereka datang ke Toba. Jadi bukan dari sisi kainnya, tapi bagaimana mereka suka dan senang dengan Batak dan Danau Toba," jelasnya.
Director of Marketing and Communications The Apurva Kempinski Bali, Danti Yuliandari, menyambut baik ide Torang Sitorus.
Pihaknya telah mewujudkan ide Torang Sitorus dengan menggelar berbagai acara di sejumlah lokasi di Indonesia.
Apalagi pandangan masyarakat dunia terhadap ulos semakin terbuka. Karena ulos juga telah bertransformasi sebagai kekayaan Indonesia.
Baca Juga: Netizen Kritik Pakaian Adat Batak yang Dipakai Yuni Shara, Beka Ulang Hapsara Malah Beri Pujian
"Kerjasama ini tidak terbatas dari sisi fashion (ulos) saja, tapi juga musik dan makanan hingga tarian. Nah, kami sudah merencanakan event kegiatan sekali dua bulan," kata Danti Yuliandari dalam Zoom Meeting, Senin, 18 Juli 2022.
Selain itu, Danti juga bicara soal kolaborasi ulos dengan fashion Indonesia lain, misalnya, ulos yang dipadukan dengan kebaya.
"Nah, kami di Bali sempat memasukkan kebaya Bali dengan Ulos yang sangat cantik. Ini domestik market luar biasa. Jadi kreativitas dan keragaman ini menjadi kekayaan kita," ujarnya.
Terakhir, Danti berharap banyak pihak terlibat dalam proyek Bali dan Toba memperkenalkan kain ulos. Tujuannya agar kampanye ini semakin sukses secara global.
"Banyak tangan yang akan terlibat sehingga proses memperkenalkan ini semakin mudah," ujarnya.***