Cabut Bea Ekspor Keluar CPO, APPKSI Sebut Indonesia Bisa Selamat dari Krisis Global

- 19 Juli 2022, 00:05 WIB
Tumpukan TBS Kelapa Sawit
Tumpukan TBS Kelapa Sawit /instagram.com/sawit.ku

JURNAL MEDAN - Ketua Dewan Pembina Asosiasi Petani Plasma Kelapa Sawit Indonesia (APPKSI) Arief Poyuono menilai dihapusnya Pungutan Ekspor CPO masih belum bisa menaikkan harga TBS yang signifikan.

Sebelumnya, Menteri Keuangan menerbitkan PMK Nomor 115/2022 terkait penghapusan Pungutan Ekspor (PE) sampai batas waktu yang ditentukan oleh Pemerintah.

Namun dihapusnya pungutan ekspor bukan berarti harga TBS bakal naik. Ini terjadi akibat larangan ekspor CPO yang pernah terjadi sehingga stok CPO masih melimpah di tangki-tangki PKS.

Baca Juga: Baca Manga Tokyo Revengers Chapter 262 Bahasa Indonesia dan Full Raw Scan, Mikey vs Takemichi

Sementara harga CPO turun, dimana hari ini diperdagangkan pada posisi MYR 3.735/ton atau melesat 4,1%.

Posisi tersebut menjadi terendah sejak 2 Juli 2021. Apalagi dibandingkan sebelum ekspor CPO dilarang, dimana harga CPO diatas MYR 6000/ton

"Harga TBS sulit naik karena bea keluar ekspor CPO masih sangat tinggi yaitu bea keluar mencapai US$ 288/ton artinya bea ekspor akan tetap membebani harga TBS petani nantinya," kata Arief dalam keterangan yang diterima Jurnal Medan, Senin, 18 Juli 2022.

APPKSI berharap bea keluar CPO harus dihapus atau dikurangi hingga dikisaran 50 USD saja. Tujuannya agar harga TBS bisa menjadi normal kembali.

Baca Juga: Cerita Mistis Sosok Berpakaian Petani Memanggil Mbah Moen dari Pinggir Kuburan Ternyata Nabi, Ini Kisahnya!

Halaman:

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah