Fakta Cacar Monyet Alias Monkeypox yang Sudah Masuk di Indonesia, Banyak Terdeteksi di Kaum Gay

- 21 Agustus 2022, 07:22 WIB
Kemenkes Konfirmasi Kasus Cacar Monyet Pertama di Indonesia, Sabtu, 20 Agustus 2022
Kemenkes Konfirmasi Kasus Cacar Monyet Pertama di Indonesia, Sabtu, 20 Agustus 2022 /Freepik.com/freepik

JURNAL MEDAN - Penyakit cacar monyet atau Monkeypox sudah masuk dan terdeteksi di Indonesia. Berikut fakta-fakta penyakit cacar monyet.

Data resmi WHO hingga 17 Agustus 2022 menyatakan lebih dari 35.000 kasus cacar monyet terdeteksi di 92 negara di dunia.

Kementerian Kesehatan RI menggelar konferensi pers pada Sabtu 20 Agustus 2022 untuk memperingatkan masyarakat terkait cacar monyet di Indonesia.

Baca Juga: Jadi Sorotan WHO, Ini Asal-usul Penyakit Cacar Monyet Langka yang Kini Menyebar di AS

Prof Tjandra Yoga Aditama, Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, mengatakan cacar monyet bisa menyebabkan kematian sehingga masyarakat perlu waspada.

"Sudah adanya kasus cacar monyet di negara kita (di Jakarta), maka disampaikan tujuh hal yang perlu kita ketahui dan terapkan," kata Prof Yoga Tjandra Aditama dalam keterangannya.

Berikut fakta-fakta tentang cacar monyet: .

1. Sesuai data resmi WHO sampai 17 Agustus 2022, sudah ada lebih dari 35.000 kasus cacar monyet dari  92 negara di dunia.

Menurut Prof Yoga, kasus cacar monyet di Indonesia belum masuk perhitungan karena tergolong baru. Penyakit ini sudah menyebabkan 12 kematian.

Baca Juga: 237 Hari Masa Produksi Wonderland Indonesia 2: The Sacred Nusantara Terbayar dengan 5 Juta Penonton

2. Angka kasus cacar monyet di dunia terus naik dengan peningkatan 20 persen seminggu.

"Tentu kita perlu amati bagaimana perkembangan kasus di negara kita sesudah adanya laporan kasus pertama sore ini," ujarnya.

3. Sejauh ini sebagian besar kasus adalah cacar monyet berasal laki-laki yang melakukan hubungan seks dengan laki-laki alias gay atau homoseks.

WHO meminta negara-negara di dunia dapat mendesain dan memberi informasi dan pelayanan kesehatan pada kelompok ini.

"Perlu juga ditegaskan bahwa tentu siapapun dapat terkena penyakit ini, apapun latar belakangnya," kata Prof Tjandra.

Baca Juga: One Piece 1058 Spoiler, Tujuan Shanks Mengambil One Piece, Akagami Pirates Akan Jadi Villain SHP?

4. WHO mengatakan semua negara harus siap menghadapi cacar monyet yang sudah dinyatakan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD).

Prof Tjandra mengatakan KKMMD berbeda dengan Kedaruratan Kesehatan Global.

Semua pihak perlu melakukan upaya kesehatan masyarakat untuk menghentikan penularan cacar monyet di negara masing-masing.

5. Terdapat 6 upaya kesehatan yang harus dilakukan terkait cacar monyet.

Ke-6 upaya tersebut adalah peningkatan surveilan penyakit; penelusuran kasus yang ketat; dan komunikasi risiko yang baik.

Baca Juga: Download Anime Ao Ashi Episode Episode 19 Terjemahan Sub Indo, Nonton Gratis Selain Gomunime

Kemudian masyarakat yang aktif dan terlibat; melakukan upaya penurunan risiko atau risk reduction measures. Terakhir, adalah vaksinasi.

"Kita tentu berharap agar di negara kita setidaknya ke-6 upaya kesehatan ini dapat dilakukan dengan maksimal," jelas Prof Tjandra.

6. Ketersediaan vaksin cacar monyet di dunia saat ini masih terbatas. WHO mengaku khawatir ketimpangan pemerataan vaksin.

Hal ini pernah terjadi pada kasus ketersediaan vaksin untuk COVID-19 dan bisa saja terjadi kembali pada pengendalian cacar monyet.

"Karena itu baik kalau kita di Indonesia segera mengadakan vaksin di lapangan untuk yang membutuhkan," ujarnya.

Baca Juga: Profil dan Biodata Candice Finalis Grand Final Junior MasterChef Indonesia 2022, Lengkap Dengan Instagramnya

7. WHO sudah memberikan penamaan baru untuk clade/galur/jenis cacar monyet.

Dulu, penyakit ini dikenal sebagai clade Congo Basin atau Afrika Tengah. Kini disebut sebagai clade I, dan yang clade/galur Afrika Barat disebut clade II.

Masyarakat diharapkan berhati-hati dan selalu waspada terhadap penyakit cacar monyet dan menghindari perilaku seks menyimpang yang membahayakan.***

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah